1datapipe, perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang AI Customer Analytics asal Amerika Serikat yang belum lama ini masuk ke Indonesia dengan membawa solusi berbasis kecerdasan buatan (AI), mengungkapkan bahwa teknologi AI yang diusungnya mampu mencegah terjadinya kredit macet perbankan.
Carey Anderson, Founder & CEO 1datapipe mengatakan, teknologi ini dipercaya mampu membantu industri keuangan di Indonesia dalam mewujudkan target nasional inklusi keuangan 90% pada tahun ini.
“Skor dan solusi analitik yang ditawarkan 1datapipe berperan penting dalam mengurangi tingkat gagal bayar kredit di Indonesia. Dengan adanya algoritma berbasis AI dengan sumber data alternatif yang komprehensif, faktor resiko bisa dinilai dengan sangat akurat,” katanya di Jakarta pekan ini.
Menurut Carey, solusi yang ditawarkan adalah kelayakan kredit dan perilaku pembayaran secara akurat dengan analisis mendalam sehingga memungkinkan lembaga keuangan mengambil keputusan pemberian pinjaman yang tepat, serta mengidentifikasikan potensi resiko gagal bayar sejak dini.
“Teknologi AI kami juga bisa menerapkan langkah-langkah proaktif untuk memitigasinya,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pendekatan yang berbasis AI berkontribusi signifikan dalam menurunkan tingkat gagal bayar kredit dan mendorong lingkungan pinjaman yang lebih sehat dan berkelanjutan di Indonesia.
“Apa yang kami lakukan adalah memanfaatkan AI dan sumber data alternatif untuk memecahkan masalah bagi mereka yang tidak terdata di bank. Kami menciptakan solusi untuk customer journey yang lengkap, mulai dari verifikasi identitas, pendapatan, kelayakan, tren gaya hidup pribadi mereka dan seberapa besar tingkat underbanked seseorang. Kami menyebutnya sebagai skor inklusi keuangan dan ini yang pertama di dunia,” katanya.
Carey mengatakan bahwa Financial Inclusion Score tersebut telah dikembangkan selama satu setengah tahun terakhir, ditambah dengan atribut unik yang dipersonalisasi dari individu tersebut.
“Kami bisa memberitahukan klien kami seberapa stabil seseorang secara finansial dan bagaimana kecenderungan mereka untuk mengkonsumsi lebih banyak prodouk atau layanan. Kami dapat melakukan hal ini untuk 99 persen populasi orang dewasa di Indonesia dan menjadikannya sebagai sebuah terobosan bagi lembaga keuangan dan membantu mereka yang tidak punya rekening bank,” ujarnya.
Sementara itu, Geraldi Dzakwan, Senior Data Scientist dari Provenir yang turut hadir dalam kegiatan daring tersebut mengatakan bahwa ada tantangan teknologi AI dalam membantu inklusi finansial.
Pertama adalah credit history di mana tidak diketahui orang tersebut pernah bayar kredit atau tidak karena mayoritas mereka tidak punya akses terhadap layanan perbankan.
“Bagaimana cara mengatasinya? Kami menggunakan banyak data alternatif, yang paling mudah misalnya adalah telekomunikasi. Contohnya, jika rata-rata orang di Jakarta menghabiskan 75 ribu rupiah dalam satu bulan untuk layanan telekomunikasi, maka jika ada yang top up di atas 150 ribu bisa dikatakan mereka di atas rata-rata dan layak diberikan pinjaman kredit. INni yang biasa kita gunakan untuk credit assessment,” ucapnya.
AI Customer Analytics dari 1datapipe mengintegrasikan lebih dari 350 atribut data yang dipersonalisasi, sehingga memberikan solusi analisis menyeluruh dan inklusif dengan wawasan mendalam terkait pelanggan.
Solusi ini mampu mengidentifikasi individu dengan visibilitas terbatas di biro kredit, yang sebenarnya aman secara finansial dan memenuhi syarat untuk memperluas akses produk keuangan. API terpadu, yang dirancang untuk upaya teknis yang rendah dan integrasi yang lancar, menawarkan tiga skor AI Customer Analytic berbeda yang merupakan bagian integral dari solusi inklusi keuangan inti 1datapipe. Klien dapat berintegrasi ke dalam platform pengambilan keputusan atau alur kerja apa pun dalam waktu kurang dari 10 menit. ■