PRESDIR IBM INDONESIA Roy Kosasih mengungkapkan, artificial intelligence (AI) diproyeksikan akan menghasilkan nilai ekonomi sebesar US$16 triliun pada 2030 mendatang. Teknologi AI, kata dia, mendorong pertumbuhan dan membantu mengatasi beberapa tantangan paling mendesak seperti di bidang jasa keuangan, layanan kesehatan, manufaktur, dan perubahan iklim dan lain-lain.
“Kemunculan teknologi AI generatif telah menjadi game-changer di dunia bisnis. Para pemimpin bisnis meletakan produktifitas, efesiensi sebagai top prioritas mereka agar tetap kompetif dan memiliki daya saing yang tinggi, disinilah AI generative berperan,” ujarnya dalam satu diskusi di Jakarta akhir pekan lalu.
Menurut dia, dari studi IBM CEO 2023, dimana IBM mensurvei lebih dari 3000 CEO secara global, mengungkapkan bahwa 75% CEO yang disurvei percaya bahwa organisasi yang mengadopsi AI generatif akan memiliki keunggulan kompetitif. “Namun proses pengadopsian AI, tentu bukan tanpa hambatan, salah satunya adalah trust atau kepercayaan atas teknologi AI itu sendiri,” katanya.
Baca juga: Sunday Integrasikan artificial intelligence Doctor AI untuk platform asuransi
Sebuah studi IBM mengungkapkan bahwa empat dari lima eksekutif melihat setidaknya satu masalah terkait kepercayaan sebagai hambatan dalam penerapan AI generatif. Keamanan siber, privasi, dan akurasi merupakan prioritas utama, dan hal-hal tersebut juga memiliki kekhawatiran yang lebih luas mengenai penjelasan, etika, dan bias.
IBM membantu bisnis di Indonesia mengadopsi AI secara bertanggung jawab. Hanya dengan menanamkan prinsip-prinsip etika ke dalam aplikasi dan proses AI, kita dapat membangun sistem berdasarkan kepercayaan. “Bagi IBM, 5 pilar kepercayaan sangat penting untuk membangun sistem AI yang beretika dan dapat dipercaya: kemampuan menjelaskan, keadilan, ketahanan, transparansi, dan privasi,” tambah Roy.
Karena itu, diperlukan etika dalam pemanfaatan AI. Tujuannya, untuk membangun kepercayaan masyarakat dan perusahaan-perusahaan tak lagi ragu memanfaatkan teknologi AI. IBM pun hadir untuk melakukan upaya tersebut.
Lebih lanjut dia mengatakan, tahun ini IBM memperkenalkan solusi terbaru AI untuk bisnis yang siap pakai yaitu Watsonx. IBM AI adalah generatif AI for bisnis, karena watsonx memanfaatkan foundation model, dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip etika yang menjadi komitmen IBM, menyediakan akses layanan mandiri dan semua yang dibutuhkan bisnis seperti, perangkat, teknologi, infrastruktur, dan pakar konsultasi dalam skala besar di satu tempat. Sehingga bisnis mampu memanfaatikan generative AI dengan maksimal.
Baca juga: Usung artificial intelligence, Anang luncurkan NFT ramah HAKI
Untuk itu, IBM menggandeng Synnex Metrodata Indonesia infrastruktur guna memenuhi kebutuhan konsumen untuk sektor pasar komersial di Indonesia. Anak perusahaan Metrodata Group tersebut memiliki jaringan yang tersebar di 20 wilayah strategis di Indonesia yang mencakup 150 lebih kota, dan 5.200 lebih mitra saluran akan memperkenalkan dan memperluas jejak distribusi untuk berbagai solusi AI dan infrastruktur IBM.
Director PT Synnex Metrodata Indonesia mengatakan, kerja sama tersebut diharapkan mampu membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas, berdasarkan teknologi yang tepercaya, bertanggung jawab.
Menurut Lie Heng, AI diproyeksikan akan menghasilkan nilai luar biasa sebesar US$16 triliun dollar AS pada 2030, mendorong pertumbuhan dan membantu mengatasi beberapa tantangan paling mendesak di bidang jasa keuangan, layanan kesehatan, manufaktur, dan perubahan iklim.
“Bisnis partner dan distributor diharapkan dapat membantu IBM untuk mempercepat inovasi dengan menghadirkan beragam keterampilan, keahlian, mempercepat upaya inovasi dan mengembangkan solusi baru dengan lebih cepat dan efisien demi kepentingan pelanggan dan mempercepat pertumbuhan berkelanjutan Ekonomi Digital Indonesia,” kata Lie Heng. ■