Lebih lanjut, kombinasi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah dengan penghimpunan DPK yang positif membuat Bank Jago membukukan keuntungan. Alhasil pada akhir Desember 2022 Bank Jago mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp20 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp9 miliar atau, melesat 124 persen yoy.
Bila dilihat lebih rinci, laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) Bank Jago justru tercatat turun 82 persen dari Rp86 miliar menjadi Rp16 miliar. Pada tahun tersebut, bank Jago mencatatkan laba bersih sebelum pajak sebesar Rp9 miliar dengan NPAT Rp86 miliar. Selisih laba yang terkesan tidak umum tersebut disebabkan adanya pajak tangguhan sebesar Rp77 miliar.
Manfaat pajak tangguhan ini muncul setelah bank Jago mencetak laba pada 2021, sementara sebelumnya merugi dalam 6 tahun berturut-turut. “Bank Jago berada pada jalur yang tepat dengan membangun fundamental yang kuat di tengah tantangan perekonomian global dan dalam negeri. Kami terus mencermati potensi risiko tetapi tetap memanfaatkan setiap peluang yang mungkin muncul untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Kharim.