Maret 2023 Pertumbuhan kredit perbankan melambat, ini penjelasannya…

- 21 April 2023 - 13:25
SEJAK Oktober 2022, simpanan nasabah perbankan dan simpanan pihak ketiga (DPK) mulai menunjukkan pertumbuhan dua digit. Peningkatan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan deposito berjangka dan deposito berjangka dengan suku bunga yang menarik.

digitalbank.id – BULAN Maret 2023 terjadi perlambatan pertumbuhan kredit perbankan Kredit di bulan ketiga tahun ini hanya tumbuh single digit, setelah dua bulan berturut-turut tumbuh dua digit.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit perbankan pada Maret tumbuh sebesar 9,93% secara tahunan atau year on year (yoy). Padahal di Januari, kredit sudah tumbuh 10,53% yoy meskipun ada momentum libur tahun baru Kabisat dan tahun baru Imlek. Lalu pada Februari tumbuh lebih tinggi lagi yakni 10,64% yoy. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI akan terus mendorong intermediasi perbankan terutama kepada sektor-sektor prioritas yang belum pulih, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan kredit/pembiayaan hijau, guna mengakselerasi pemulihan ekonomi. 

Meskipun kredit tumbuh satu digit, BI tetap menyakini target kredit dua digit sampai akhir tahun bisa dicapai. “Dengan memperhatikan perkembangan dan upaya sinergis yang dilakukan, pertumbuhan kredit pada 2023 sesuai dengan prakiraan sebelumnya yaitu dalam kisaran 10-12%,” kata dia dalam konferensi pers, Selasa(18/4).

Dia mengatakan, pembiayaan syariah tumbuh lebih tinggi dari kredit konvensional, yakni tumbuh 19,43% yoy. Kredit di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hanya tumbuh 8,63% yoy dimana penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama tiga bulan pertama tahun ini sudah mencapai Rp 30,31 triliun.

Menurut Perry, pertumbuhan kredit/pembiayaan ditopang oleh kondisi likuiditas perbankan yang memadai dan standar penyaluran kredit/pembiayaan perbankan yang masih longgar. Pertumbuhan didukung oleh peningkatan permintaan korporasi dan rumah tangga seiring dengan kinerja usaha korporasi dan UMKM, serta konsumsi rumah tangga yang terus terjaga. 

Namun, beberapa bank ada yang berhasil mencetak pertumbuhan kredit lebih tinggi dari industri. Kredit Bank Mandiri secara konsolidasi misalnya, tumbuh sebesar 12,4% yoy pada kuartal I 2023 menjadi Rp 1.205,4 triliun dari Rp 1.072,8 triliun pada kuartal I 2022. Sementara secara kuartal atau dibanding akhir tahun lalu tercatat meningkat 0,27%.  

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pertumbuhan kredit tidak terlepas dari semakin membaiknya fundamental ekonomi Indonesia yang solid. 

Dia merinci kredit wholesale meningkat 9,09% yoy menjadi Rp599 triliun dan kredit ritel tumbuh 11,92% yoy mencapai Rp327 triliun. 

Hingga akhir tahun, Bank Mandiri menargetkan kredit tumbuh sekitar 10%-12%.”Dalam mendorong penyaluran kredit, Bank Mandiri tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan inovasi layanan bagi seluruh nasabah dan pemangku kepentingan untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.” kata Darmawan.

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) hanya mencatatkan pertumbuhan kredit 7,2% yoy pada kuartal I menjadi Rp 634,3 triliun. 

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan kinerja pertumbuhan kredit didorong segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2% yoy menjadi Rp2 34 triliun. Kemudian, segmen enterprise atau large commercial naik 13,2% yoy menjadi Rp 52,2 triliun.  

Dia bilang, BNI melanjutkan strategi penyaluran kredit untuk tumbuh pada segmen-segmen prioritas, yaitu kepada debitur top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya.  

“Dinamika bisnis dan ekonomi serta baru pulihnya perekonomian nasional pasca pandemi membuat BNI harus cermat dalam mengidentifikasi mesin-mesin pertumbuhan bisnis yang telah siap untuk melakukan ekspansi,” kata Novita. ■

Comments are closed.