Sementara di sisi eksternal, Faiz mengatakan bahwa adanya permasalahan beberapa bank di AS akan membuat ekspektasi bahwa the Fed akan less hawkish. Hal ini akan mendukung penguatan rupiah.
Menurut Faiz, kemungkinan besar BI akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan untuk waktu yang maksimal karena tingkat inflasi inti yang masih terjaga rendah. “Namun kalau tekanan dari Fed Fund Rate ke rupiah semakin tinggi, maka bisa jadi BI menyesuaikan tingkat suku bunga. Kita lihat FOMC bulan ini nanti bagaimana,” kata dia.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky berpendapat bahwa BI harus mempertahankan suku bunga kebijakannya pada tingkat 5,75 persen bulan ini sambil terus menerapkan langkah-langkah makroprudensial untuk mendukung momentum pertumbuhan. Di dalam negeri, laju inflasi pada Februari 2023 tercatat sebesar 5,47 persen secara tahunan, sedikit meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,28 persen.