BI luncurkan white paper pengembangan rupiah digital, apa saja tahapannya?

- 30 November 2022 - 18:18

Bank Indonesia (BI) menerbitkan desain (high level design) pengembangan rupiah digital yang terangkum dalam white paper (WP) pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 di Jakarta, Rabu (30/11).

digitalbank.id – Bank Indonesia (BI) menerbitkan desain (high level design) pengembangan rupiah digital yang terangkum dalam white paper (WP) pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 di Jakarta, Rabu (30/11).

White paper ini menguraikan rumusan uang digital bank sentral atau central bank digital currency (CBDC) bagi Indonesia dengan mempertimbangkan asas manfaat dan risiko.

“Penerbitan WP ini merupakan langkah awal Proyek Garuda, yaitu proyek yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur digital rupiah,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Menurut dia, key driver pengembangan rupiah digital mencakup tiga tahapan besar. Pertama, menegaskan fungsi BI sebagai otoritas tunggal dalam menerbitkan mata uang termasuk mata uang digital (sovereignty digital rupiah). Kedua, memperkuat peran BI di kancah internasional. Ketiga, mengakselerasi integrasi ekonomi keuangan digital (EKD) secara nasional.

Perry mengatakan rupiah digital sebagai salah satu dari kebijakan sistem pembayaran untuk akselerasi digitalisasi.

“Rupiah digital akan diimplementasikan secara bertahap, dimulai dari wholesale CBDC untuk penerbitan hingga pemusnahan dan transfer antarbank. Kemudian diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, serta akhirnya pada integrasi wholesale rupiah digital dengan ritel rupiah digital secara end to end,” katanya.

Penerbitan WP ini, lanjut Perry, diharapkan menjadi katalisator pengembangan desain CBDC ke depan, agar penerapannya dapat sesuai konteks dan karakteristik kebijakan. Bank Indonesia meyakini, manfaat CBDC mampu menjaga kedaulatan rupiah di era digital, termasuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital serta membuka peluang inklusi keuangan yang lebih merata dan berkelanjutan.

Pengembangan CBDC sendiri, kata Perry, memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk kerja sama dengan bank sentral lain dan lembaga internasional.

“Perkembangan mata uang digital bank sentral di masa depan bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan. Bank sentral masih perlu melakukan eksplorasi dan uji coba untuk mengantisipasi perkembangan mata uang digital di masa depan,” demikian Perry. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.