PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) meluncurkan produk asuransi tambahan penyakit kritis, Multi-stage Critical Illness Protection atau MCI Pro.
CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman mengatak inovasi produl terbaru itu sebagai respon terhadap risiko penyakit kritis yang meningkat, baik dari sisi kasus maupun biaya.
“Kami di Generali Indonesia memahami hal tersebut, dan inovasi MCI Pro hadir untuk melindungi keluarga Indonesia agar bisa lebih tangguh mempersiapkan masa depan. Produk asuransi tambahan ini juga hadir sebagai komitmen kami menjadi Lifetime Partner nasabah sekaligus dalam rangka mewujudkan visi enable people to shape a safer and more sustainable future by caring for their lives and dreams,” ujarnya, Kamis (21/3).
Menurut dia, mengacu data BPJS Kesehatan, delapan penyakit kritis menyebabkan biaya kesehatan yang harus dibayarkan ke fasilitas kesehatan mencapai Rp34,7 triliun pada 2023 lalu.
Delapan penyakit yang dimaksud meliputi jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, hemofilia, thalassemia, leukemia, dan sirosis hati.
Sebagai perusahaan asuransi jiwa, Generali Indonesia mencatat data hampir serupa. Klaim penyakit kritis pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 32,35% dari sisi jumlah kasus, dan sebesar 34,16% dari sisi nominal klaim.
Beberapa jenis penyakit kritis dengan kasus terbanyak adalah kanker payudara, gagal ginjal kronis, sumbatan pembuluh darah jantung dan serangan jantung, serta stroke.
Bertolak dari fenomena tersebut, Generali Indonesia lantas memperkenalkan produk asuransi tambahan bernam MCI Pro, yang memberikan perlindungan beragam penyakit kritis hingga usia 85 tahun, serta mampu memberikan proteksi komprehensif dari mulai tahap awal hingga katastropik, dengan konsep proteksi unik organ-based coverage.
Edy Tuhirman lebih lanjut mengatakan, risiko penyakit kritis semakin besar baik di masa kini maupun masa depan dan masih berpotensi munculnya berbagai penyakit misterius baru.
Untuk itu, perlu disadari bahwa perencanaan keuangan perlu disiapkan untuk mengantisipasi risiko finansial dari potensi penyakit yang mengganggu sistem dan fungsi organ tubuh.
Sementara itu, Dr. dr. Vito A. Damay SpJP(K), MKes, AIFO-K, FIHA, FICA, FasCC sebagai praktisi dan edukator kesehatan menerangkan bahwa perkembangan globalisasi, urbanisasi dan perubahan lingkungan, telah memberikan perubahan dengan munculnya penyakit-penyakit infeksi baru (new emerging infectious diseases).
“Penyakit-penyakit ini dapat muncul secara tiba-tiba dan menyebar cepat di masyarakat. Indonesia, sebagai negara kepulauan yang luas dan memiliki beragam ekosistem serta perkotaan padat, telah menciptakan peluang interaksi antara manusia, hewan, dan vektor penyakit,” katanya. ■