
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan dukungan penuh terhadap transformasi Bank DKI dalam upaya menjadikan Jakarta masuk jajaran 50 kota global teratas. Di tengah proses pemulihan layanan pascagangguan aplikasi JakOne Mobile, Bank DKI mempercepat rebranding dan profesionalisasi untuk memperkuat posisi sebagai bank berorientasi global.
Fokus utama:
- Komitmen Gubernur DKI Jakarta dalam mendukung transformasi Bank DKI untuk mendukung ambisi global Jakarta.
- Upaya Bank DKI memulihkan layanan dan memastikan keamanan dana nasabah setelah gangguan sistem.
- Rencana rebranding dan pengelolaan profesional Bank DKI untuk menghadapi tantangan bisnis keuangan modern.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menegaskan arah besar perubahan ekonomi kota ini. Dalam rapat bersama jajaran pejabat DKI Jakarta pada 14 April 2025, Gubernur Pramono Anung menyampaikan dukungan penuh terhadap transformasi Bank DKI sebagai bagian dari upaya besar membawa Jakarta menembus daftar 50 kota global terbaik di dunia.
“Bank DKI perlu mendapat perhatian khusus. Kita harus membuka ruang seluas-luasnya untuk melakukan pembenahan menyeluruh, termasuk soal rebranding. Apakah Bank DKI akan menjadi bank Jakarta atau bahkan bank global, kita akan bangun betul-betul menjadi Bank Jakarta,” tegas Pramono.
Dalam arahannya, Pramono menyoroti pentingnya pengelolaan Bank DKI secara lebih profesional. Transformasi ini, menurutnya, bukan semata-mata memperbaiki sistem internal, melainkan juga memperkuat citra Jakarta sebagai kota dengan layanan keuangan modern, inovatif, dan berstandar global.
Dukungan ini diberikan Pramono di tengah proses pemulihan layanan Bank DKI yang sempat terganggu akibat masalah teknis pada aplikasi JakOne Mobile. Insiden ini sempat memunculkan keresahan di kalangan nasabah, namun Pramono memastikan seluruh dana nasabah tetap aman. “Kami menjamin tidak ada gangguan terhadap dana nasabah,” ujarnya.
Bank DKI sendiri telah memulai tahap-tahap pemulihan layanan sejak 7 April 2025. Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, menyatakan bahwa layanan ATM Off-Us sudah kembali normal, termasuk fitur transfer antarbank dan pembayaran berbagai tagihan.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini, dan kami berterima kasih atas pengertian nasabah. Kami pastikan seluruh data dan dana tetap aman,” kata Agus.
Ia juga menambahkan, Bank DKI membuka kanal komunikasi 24 jam melalui call center dan media sosial resmi untuk menampung aspirasi, pengaduan, dan pertanyaan nasabah. Agus menegaskan komitmen perusahaan dalam menerapkan prinsip Pelindungan Konsumen, Perbankan Berhati-hati (Prudential Banking), dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Transformasi Bank DKI bukan sekadar respons terhadap krisis layanan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang. Menurut data Bank Indonesia, tren perbankan nasional saat ini menunjukkan dorongan besar menuju digitalisasi layanan dan penguatan tata kelola. Sektor keuangan Jakarta, yang menyumbang lebih dari 15% terhadap PDB nasional berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, membutuhkan institusi keuangan yang kuat, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat internasional.
Langkah rebranding yang digagas Pramono sejalan dengan praktik terbaik global. Di berbagai negara, seperti Singapura dan Korea Selatan, penguatan identitas bank lokal menjadi salah satu kunci mempercepat transformasi kota menjadi pusat keuangan dunia.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Global Financial Centres Index (GFCI) edisi 35 yang dirilis Maret 2025, Jakarta masih berada di peringkat ke-76 dari 121 kota. Target masuk 50 besar membutuhkan kerja keras, termasuk memperkuat institusi finansial lokal seperti Bank DKI.
Dengan transformasi ini, Bank DKI diharapkan tidak hanya melayani transaksi dasar, tetapi juga menjadi motor penggerak inovasi keuangan berbasis teknologi digital, pengembangan produk investasi, hingga layanan lintas batas. ■