Laba Bank Jago melesat 178%, kredit tumbuh 42% capai Rp20,3 triliun

- 25 April 2025 - 15:14

Bank Jago mencatat lonjakan kinerja pada kuartal I-2025 dengan pertumbuhan kredit 42% secara tahunan menjadi Rp20,3 triliun. Laba bersih melesat 178% menjadi Rp60 miliar, didukung efisiensi operasional dan strategi kolaborasi dengan mitra digital. Dengan rasio kredit bermasalah (NPL) hanya 0,3% dan modal yang kuat, Bank Jago menunjukkan sinyal positif sebagai salah satu pemain digital banking paling menjanjikan di Indonesia.


Fokus utama:

  1. Lonjakan pertumbuhan kredit dan laba bersih Bank Jago di kuartal I-2025.
  2. Strategi kolaboratif dengan mitra digital dan kekuatan modal.
  3. Pengelolaan risiko yang solid tercermin dari rendahnya rasio NPL.

Bank digital PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) menunjukkan performa impresif pada kuartal pertama 2025. Laba bersih perusahaan melonjak 178% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menembus angka Rp60 miliar dari sebelumnya Rp22 miliar per Maret 2024. Kinerja luar biasa ini ditopang pertumbuhan penyaluran kredit yang signifikan, efisiensi operasional, serta strategi kolaborasi ekosistem yang semakin matang.

Pada periode Januari–Maret 2025, penyaluran kredit Bank Jago naik 42% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp20,3 triliun. Peningkatan tersebut merupakan hasil konkret dari pendekatan kemitraan yang diterapkan perusahaan, mencakup kolaborasi erat dengan berbagai platform digital, lembaga keuangan, hingga penyedia pembiayaan berbasis teknologi.

Meski ekspansi kredit begitu agresif, Bank Jago tetap berhasil menjaga kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross hanya 0,3%, jauh lebih rendah dari rerata industri perbankan nasional yang berada di kisaran 2,3% berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025.

Tak hanya itu, total aset Bank Jago kini mencapai Rp32,5 triliun, tumbuh 44% dibandingkan kuartal I-2024. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perusahaan berada di level 36,4%, mengindikasikan struktur permodalan yang sangat kuat dan memberikan ruang ekspansi yang luas.

Dari sisi likuiditas, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) juga tetap sehat di angka 94%. Ini menunjukkan bahwa Bank Jago mampu menyalurkan kredit secara optimal tanpa mengorbankan stabilitas keuangan internal.

“Kami berkomitmen untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, melalui inovasi teknologi, kolaborasi ekosistem, dan manajemen risiko yang solid,” ujar Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris.

Strategi pertumbuhan berbasis digital dan kolaboratif ini menegaskan posisi Bank Jago sebagai salah satu bank digital paling adaptif dan inovatif di Tanah Air. Dalam beberapa tahun terakhir, Bank Jago dikenal aktif menjalin sinergi dengan ekosistem digital seperti Gojek dan platform keuangan berbasis teknologi lainnya.

Menurut laporan McKinsey 2024, kolaborasi bank digital dengan mitra ekosistem terbukti mempercepat pertumbuhan kredit hingga 30–50% lebih cepat dibanding bank konvensional. Hal ini sejalan dengan strategi Bank Jago yang mengandalkan pendekatan B2B2C (business-to-business-to-consumer) melalui aplikasi mitra.

Dari sisi investor, performa ini bisa menjadi sinyal penting di tengah dinamika pasar saham yang fluktuatif. Saham ARTO sempat terkoreksi tajam dalam dua tahun terakhir, namun data fundamental terbaru memberikan alasan untuk optimisme baru, apalagi di tengah meningkatnya kepercayaan terhadap perbankan digital di Indonesia.

Meski demikian, pengamat mengingatkan bahwa keberlanjutan kinerja akan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan menjaga momentum pertumbuhan di tengah potensi perlambatan ekonomi global dan perubahan regulasi digital banking yang lebih ketat.

Dengan performa kuat di awal tahun ini, Bank Jago berpeluang memperkuat posisinya sebagai pionir bank digital yang tidak hanya tumbuh agresif, tetapi juga mengedepankan kehati-hatian dan inovasi yang berkelanjutan. ■

Comments are closed.