Luncurkan platform digital Bewize, BSI incar transaksi Rp600 triliun dalam satu tahun

- 24 April 2025 - 08:49

Bank Syariah Indonesia (BSI) menargetkan transaksi hingga Rp600 triliun melalui platform digital terbaru mereka, Bewize, sebagai bagian dari upaya mendorong transformasi keuangan syariah nasional. Peluncuran platform ini akan dilakukan dalam forum internasional BSI Global Islamic Finance Summit 2025, yang menjadi panggung ambisi Indonesia untuk menjadi pemimpin ekonomi syariah global.


Fokus utama:

  1. Peluncuran dan target ambisius platform digital Bewize oleh BSI.
  2. Posisi dan strategi Indonesia dalam ekonomi syariah global.
  3. Peran BSI GIFS 2025 sebagai penggerak ekosistem halal dan literasi keuangan syariah.

Dalam upaya besar mendorong transformasi digital di sektor keuangan syariah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersiap meluncurkan platform inovatif bernama Bewize by BSI. Targetnya tak main-main: transaksi senilai Rp600 triliun dalam setahun. Peluncuran ini akan menjadi sorotan utama dalam BSI Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025, yang dijadwalkan pada 29 April mendatang di Jakarta.

Bewize dirancang sebagai solusi terpadu untuk layanan transaksi keuangan bagi segmen korporasi dan institusi. Platform ini mengusung konsep single sign-on yang memudahkan nasabah dalam mengakses layanan seperti Cash Management, Value Chain, Trade Finance, dan Foreign Exchange secara end-to-end.

“Tahun lalu, volume transaksi mencapai Rp440 triliun. Tahun ini, kami targetkan Rp600 triliun, dengan kontribusi signifikan dari Bewize,” kata Fajar Ari Setiawan, SVP Transaction Banking Wholesale BSI, dalam konferensi pers, Rabu (23/4).

BSI saat ini memiliki sekitar 29 ribu nasabah institusi, dan optimistis menambah 40–50 ribu nasabah baru tahun ini melalui platform ini. Dengan target menjangkau 63 ribu nasabah korporasi yang belum aktif menggunakan layanan digital, BSI ingin menjadikan Bewize sebagai alat transformasi bisnis yang efisien, cepat, dan aman.

Fajar menegaskan bahwa Bewize dilengkapi dengan teknologi terbaru di sektor keuangan syariah global. “Platform ini dibangun dengan newest global sharia banking technology, termasuk fitur open banking, technology stack canggih, serta sistem keamanan transaksi terkini. Semua dirancang untuk menjaga integritas data dan kenyamanan nasabah,” jelasnya.

Dengan pendekatan teknologi yang progresif, BSI menunjukkan bahwa transformasi digital bukan hanya milik bank konvensional. Justru, inovasi berbasis syariah bisa jadi alternatif utama dalam peta ekonomi global ke depan.

Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo, menyatakan bahwa GIFS 2025 menjadi momentum penting menunjukkan relevansi ekonomi syariah dalam kerangka pembangunan nasional. “Transformasi keuangan syariah ini krusial untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” tegasnya.

Indonesia saat ini berada di posisi ketiga dalam Global Islamic Economy Index (GIEI), di bawah Malaysia dan Arab Saudi. Namun dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan potensi sektor halal yang luas—mencakup makanan dan minuman, pariwisata, kosmetik, hingga keuangan—Indonesia dinilai sangat mampu menempati posisi pertama dalam waktu dekat.

Laporan State of the Global Islamic Economy menunjukkan bahwa sektor keuangan syariah menjadi pilar utama yang dinilai dalam GIEI. Pertumbuhan ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh literasi publik, kehadiran teknologi keuangan syariah, serta integrasi sektor riil dan keuangan.

“GIFS 2025 bukan hanya forum diskusi, tapi deklarasi gerakan bersama para pemangku kepentingan untuk mendorong sistem ekonomi syariah yang adil dan berkelanjutan,” lanjut Banjaran.

Kegiatan GIFS 2025 akan menjadi panggung untuk mengonsolidasikan kekuatan Indonesia dalam ekonomi syariah global. Tak hanya regulator dan pelaku industri dalam negeri, forum ini juga akan mengundang partisipasi internasional dari negara-negara yang sedang berkembang dalam sektor serupa.

Langkah ini juga sejalan dengan strategi pemerintah dalam memperkuat posisi industri halal nasional, yang disebut sebagai salah satu mesin utama penggerak ekonomi masa depan. Data dari Bank Indonesia mencatat, kontribusi industri halal terhadap PDB Indonesia mencapai lebih dari US$135 miliar pada 2023, dan diproyeksikan terus naik seiring dengan meningkatnya penetrasi pasar syariah dan ekspor produk halal.

Dengan inisiatif seperti Bewize dan platform forum berskala global seperti GIFS, BSI berharap dapat menjadi ujung tombak perubahan lanskap keuangan syariah yang lebih inklusif, modern, dan kompetitif di mata dunia. ■

Comments are closed.