Kredit dan pembiayaan tumbuh signifikan, BTN kantongi laba bersih Rp904 miliar

- 24 April 2025 - 15:26

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp904 miliar pada kuartal I-2025, meningkat 5,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit yang konsisten, terutama pada sektor perumahan, serta penurunan biaya dana. Di tengah ketidakpastian global, BTN juga mencatatkan kenaikan signifikan dalam jumlah pengguna aplikasi digital dan transaksi melalui platform tersebut. Sementara itu, BTN Syariah menunjukkan perkembangan positif menjelang pemisahan menjadi bank umum syariah (BUS).


Fokus utama:

  1. Laba bersih BTN tercatat meningkat 5,1%, dengan penyaluran kredit yang kuat terutama di sektor perumahan dan pembiayaan konsisten.
  2. Digitalisasi melalui aplikasi Bale by BTN memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan transaksi online.
  3. Menjelang spin-off, BTN Syariah melaporkan laba yang tumbuh 21,1%, dengan peningkatan pembiayaan dan DPK yang substansial.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menunjukkan kinerja positif di kuartal pertama tahun 2025, dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp904 miliar, naik 5,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp860 miliar. Pencapaian ini didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang konsisten dan biaya dana yang lebih efisien di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan bahwa bank yang fokus pada sektor perumahan ini mampu mempertahankan kinerja keuangan yang baik berkat strategi yang dijalankan secara konsisten. “Meskipun dihadapkan pada persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih tinggi, kami berhasil mencatatkan hasil positif pada tiga bulan pertama tahun 2025,” ujarnya, Kamis (24/4).

BTN melaporkan penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp363,11 triliun, tumbuh 5,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp344,24 triliun.

Penyaluran kredit terutama didorong oleh peningkatan permintaan di sektor perumahan, baik untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi maupun Non-Subsidi. Di kuartal I-2025, KPR Subsidi tercatat mencapai Rp179,70 triliun, meningkat 7,6% dari tahun sebelumnya, sementara KPR Non-Subsidi bertumbuh 8,1% menjadi Rp106,80 triliun.

BTN juga optimis terhadap prospek pertumbuhan kredit di tahun 2025, terlebih dengan dukungan kebijakan pemerintah yang mendorong pembangunan rumah layak bagi berbagai lapisan masyarakat, termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN), tenaga kesehatan, guru, serta pekerja informal lainnya. Sebagai bagian dari strategi ekspansi, BTN bekerja sama dengan investor asal Qatar, AlQilaa International Group, untuk membangun satu juta unit hunian, dengan tahap pertama 100.000 unit.

Selain sektor perumahan, BTN juga mencatatkan pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Agunan Rumah (KAR), yang tumbuh 9,5% secara tahunan, mencapai Rp16,4 triliun. Dengan strategi ini, BTN berhasil memperkuat portofolio pembiayaan dan mendiversifikasi risiko.

Digitalisasi yang Meningkatkan Kinerja Keuangan Selain peningkatan dalam sektor kredit, BTN juga mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam dana pihak ketiga (DPK), yang mencapai Rp384,70 triliun pada kuartal I-2025, naik 7,5% dibandingkan tahun lalu. Salah satu faktor utama pendongkrak DPK adalah peningkatan kontribusi dana murah dari tabungan dan giro (CASA), yang tercatat naik 10,1% menjadi Rp196,67 triliun.

“Pertumbuhan CASA ini turut membantu kami menurunkan biaya dana menjadi 4,0%, dari 4,2% pada Maret tahun lalu,” kata Nixon. Salah satu inisiatif yang berperan dalam pencapaian ini adalah peluncuran aplikasi superapp, Bale by BTN, yang berhasil menarik 2,4 juta pengguna dengan nilai transaksi mencapai Rp22,3 triliun pada akhir Maret 2025, melonjak 74% dibandingkan tahun lalu.

BTN optimistis bahwa platform digital akan terus menjadi mesin utama untuk pertumbuhan pendanaan jangka panjang. Aplikasi Bale by BTN, yang juga mencatatkan lonjakan jumlah transaksi hingga 172% menjadi 492 juta kali, diprediksi akan mencapai target 3,6 hingga 4 juta pengguna pada akhir tahun ini.

Sementara itu, BTN Syariah, yang akan segera dipisahkan menjadi Bank Umum Syariah (BUS), juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Laba bersih BTN Syariah tercatat naik 21,1% menjadi Rp199 miliar pada kuartal I-2025. Pembiayaan BTN Syariah juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 18,2% menjadi Rp46,26 triliun, sementara DPK-nya tumbuh 19,9% menjadi Rp51,39 triliun.

“BTN Syariah akan terus memperkuat bisnisnya untuk mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi setelah resmi menjadi BUS pada semester II tahun ini,” pungkas Nixon.

Dengan menjaga konsistensi dalam penyaluran kredit, efisiensi biaya dana, serta terus mendorong digitalisasi, BTN menatap 2025 dengan optimisme. Target aset yang dipatok mencapai Rp500 triliun pada akhir tahun ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan, tidak hanya terbatas pada sektor perumahan, namun juga melangkah lebih jauh sebagai bank yang lebih dari sekadar pemberi KPR. ■

Comments are closed.