Laba bersih cuma tergerus tipis, kualitas aset Bank Permata terus membaik

- 23 April 2025 - 10:50

Bank Permata (BNLI) mencatatkan laba bersih senilai Rp788,9 miliar pada kuartal I/2025, meskipun ada penurunan 2,27% dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja bank ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan penyaluran kredit yang terus berkembang. Namun, beban operasional dan impairment mengalami kenaikan, mempengaruhi laba operasional. Meskipun begitu, rasio kualitas aset membaik dan struktur keuangan tetap solid, menunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian ekonomi global.


Fokus utama:

  1. Penurunan laba Bank Permata meskipun ada pertumbuhan pendapatan bunga bersih.
  2. Kinerja positif di sektor kredit dengan penyaluran yang meningkat.
  3. Peningkatan rasio kualitas aset dan strategi kehati-hatian bank di tengah ketidakpastian ekonomi global.

PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mengumumkan laba bersih sebesar Rp788,9 miliar untuk kuartal I/2025, mengalami penurunan 2,27% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat Rp807,3 miliar. Walaupun laba mengalami penurunan, performa bank ini tetap menunjukkan beberapa indikator positif dalam operasional dan penyaluran kredit, yang mencerminkan ketahanan di tengah tantangan ekonomi global yang semakin berat.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Selasa (22/4/2025), Bank Permata melaporkan bahwa pendapatan bunga bersih tercatat Rp2,53 triliun, meningkat 1,64% secara tahunan (YoY), meskipun kenaikan beban bunga sebesar 4,55% menjadi Rp1,73 triliun turut menggerus profitabilitas.

Sementara itu, pendapatan operasional lainnya turut naik, dengan beban operasional selain bunga bersih juga mencatatkan kenaikan 4,74% menjadi Rp1,51 triliun, sebagian besar disebabkan oleh kenaikan impairment yang mencapai Rp628,03 miliar.

Namun, di sisi lain, Bank Permata menunjukkan performa yang cukup baik dalam penyaluran kredit. Perusahaan membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp156,6 triliun, tumbuh 6,0% dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang tercatat Rp147,8 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor korporasi yang naik 7% YoY menjadi Rp92,2 triliun, serta segmen komersial dan konsumen yang masing-masing tumbuh 5,3% dan 4,3%.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bank Permata tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit, serta secara konsisten mempertahankan struktur neraca yang optimal dengan menjaga tingkat likuiditas yang memadai.

Bank ini juga berhasil mencatatkan perbaikan rasio kualitas aset, dengan rasio non-performing loan (NPL) berada di level 2,0% pada akhir Maret 2025, lebih baik dibandingkan dengan 2,7% pada kuartal yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, loan at risk (LaR) juga turun menjadi 7,6%, menunjukkan adanya pengelolaan risiko kredit yang lebih baik.

Lebih lanjut, Bank Permata menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan biaya dengan pencatatan cost-to-income ratio (CIR) yang lebih baik, yaitu 48,6%, dibandingkan dengan 50,2% pada tahun sebelumnya. Inovasi layanan dan digitalisasi turut mendorong efisiensi operasional, yang menjadi kunci dalam menjaga daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

“Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan, tetapi juga menciptakan nilai bermakna yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan. Kami akan terus memperkuat layanan dan digitalisasi, mendorong inklusi keuangan, serta meningkatkan produktivitas agar Bank Permata tetap relevan di tengah perubahan yang begitu cepat,” kata Meliza M. Rusli, Direktur Utama Bank Permata.

Kinerja yang dipaparkan oleh Bank Permata menunjukkan bahwa meskipun laba bersih mengalami penurunan, kualitas aset yang membaik dan penyaluran kredit yang tetap tumbuh menjadi indikator positif bagi keberlanjutan bisnis mereka dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. ■

Comments are closed.