Kuasai 81% pasar calon jemaah Indonesia, BSI bidik 6,7 juta rekening haji

- 20 April 2025 - 21:40

Bank Syariah Indonesia (BSI) memperkuat posisinya sebagai mitra strategis penyelenggaraan ibadah haji dengan meluncurkan berbagai layanan perbankan khusus bagi calon jemaah. Mulai dari kartu debit khusus haji, layanan penukaran riyal, hingga edukasi keuangan berbasis syariah, BSI membidik pertumbuhan nasabah di tengah tingginya animo haji nasional yang mencapai 3,36 juta orang dalam daftar tunggu.


Fokus utama:

  1. Lebih dari 80% calon jemaah haji terdaftar melalui BSI, menandakan dominasi bank syariah ini dalam pasar layanan keuangan berbasis ibadah.
  2. Peluncuran kartu debit ‘BSI Mabrur’ hingga layanan penukaran mata uang menjadi upaya memperkuat pengalaman keuangan jemaah.
  3. Di tengah daftar tunggu jemaah yang panjang, BSI memanfaatkan momentum ini untuk menggenjot penetrasi pasar tabungan haji yang ditargetkan mencapai 6,7 juta rekening tahun ini.

Di tengah tingginya animo masyarakat Indonesia untuk menunaikan ibadah haji, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tampil agresif memperkuat dominasinya di sektor layanan keuangan berbasis ibadah. Melalui strategi produk dan kemitraan dengan Kementerian Agama (Kemenag), BSI kini menjadi bank penerima setoran biaya haji terbesar di tanah air.

Menurut data terbaru, lebih dari 81% calon jemaah haji Indonesia mendaftar melalui BSI. Jumlah nasabah calon haji BSI tercatat mencapai 164.905 orang untuk keberangkatan 2025. Adapun daftar tunggu haji nasional per Februari 2025 telah menyentuh angka 3,36 juta orang—jumlah yang mencerminkan antusiasme sekaligus potensi besar sektor ini.

Plt Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah fasilitas khusus. Di antaranya adalah kartu debit BSI Mabrur, yang dirancang khusus bagi nasabah yang telah mendapat nomor porsi haji maupun umrah. Kartu ini dapat digunakan untuk transaksi selama masa tunggu hingga pelaksanaan ibadah di Arab Saudi, termasuk penarikan tunai dan belanja di merchant berlogo Visa.

“Kartu ini kami desain agar memberikan kenyamanan maksimal bagi jemaah. Apalagi sekitar 81% dari mereka adalah nasabah kami,” ujar Bob T Ananta dalam keterangan tertulis, Minggu (20/4).

Kartu ini dilengkapi berbagai fitur menarik seperti cashback transaksi di Arab Saudi, bebas biaya tarik tunai, serta kurs kompetitif untuk transaksi luar negeri.

Selain kartu debit, BSI juga menyediakan layanan penukaran mata uang riyal baik di kantor cabang maupun di titik embarkasi haji. Fasilitas ini sangat dibutuhkan oleh jemaah, mengingat kebutuhan transaksi selama berada di Tanah Suci yang tak sedikit.

Tak berhenti di situ, BSI juga menyiapkan layanan tabungan haji dengan prinsip syariah melalui produk BSI Tabungan Haji Indonesia. Produk ini diharapkan mampu mempermudah masyarakat dalam merencanakan keberangkatan haji sejak dini.

BSI menargetkan pertumbuhan signifikan dari produk tabungan haji ini. Tahun 2025, BSI membidik hingga 6,7 juta rekening tabungan haji aktif, sejalan dengan lonjakan permintaan dan peningkatan literasi keuangan syariah.

Menteri Agama RI, Nasarudin Umar, menyatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan layanan maksimal bagi jemaah haji, termasuk kegiatan manasik haji, pembekalan kesehatan, dan kesiapan para petugas haji.

“Kami ingin memastikan seluruh petugas melayani dengan tulus. Kepada jemaah, kami imbau untuk fokus beribadah dan menjaga kesehatan,” ujar Nasarudin.

Jadwal pemberangkatan jemaah akan dimulai pada 2 Mei 2025 untuk kloter pertama dan berakhir pada 31 Mei 2025. Seluruh jemaah BSI yang terdaftar dalam kuota telah melunasi biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sebelum tenggat waktu pada 25 April 2025.

Dalam skema penyelenggaraan ibadah haji yang kompleks dan menyita energi nasional, peran perbankan sangat vital. Tak hanya soal pengelolaan dana, tetapi juga pembinaan, edukasi keuangan, hingga perlindungan konsumen.

Studi dari Bank Indonesia pada 2023 menunjukkan bahwa industri keuangan syariah Indonesia tumbuh pesat dengan pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 13,7% year-on-year, dan sektor pembiayaan syariah naik 11,9%. Potensi haji sebagai pendorong pertumbuhan ekosistem syariah menjadi peluang strategis yang tak bisa diabaikan.

Namun demikian, tantangan tetap ada. Antrean panjang, fluktuasi biaya, hingga stabilitas nilai tukar menjadi faktor eksternal yang harus dihadapi secara kolaboratif antara pemerintah, bank syariah, dan sektor swasta.

Ke depan, konsistensi BSI dalam mengembangkan inovasi berbasis kebutuhan jemaah akan menentukan seberapa kuat peran perbankan syariah Indonesia dalam mendukung agenda spiritual sekaligus ekonomi umat. ■

Comments are closed.