Perkuat posisi sebagai bullion bank, pegadaian salurkan pinjaman emas 150 kg

- 19 April 2025 - 06:53

PT Pegadaian terus mengukuhkan diri sebagai bullion bank nasional lewat penyaluran pinjaman emas hingga 150 kg senilai Rp257,17 miliar per Maret 2025. Selain layanan pinjaman, Pegadaian juga mengelola deposito emas dan titipan emas korporasi, mencerminkan transformasi bisnis yang lebih adaptif terhadap tren pasar logam mulia yang kian strategis.


Fokus utama:

  1. Transformasi Pegadaian sebagai bullion bank dan penyaluran pinjaman emas
  2. Detail tiga layanan utama berbasis emas: Pinjaman Modal Kerja, Deposito Emas, dan Titipan Emas Korporasi
  3. Potensi pertumbuhan bisnis emas nasional di tengah gejolak harga global

PT Pegadaian terus memperkuat posisinya sebagai bullion bank nasional dengan menyalurkan pinjaman emas hingga 150 kg per Maret 2025, senilai sekitar Rp257,17 miliar. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam transformasi model bisnis Pegadaian dari sekadar lembaga gadai menjadi institusi keuangan berbasis komoditas logam mulia.

“Dan Pinjaman Modal Kerja Emas mencapai 150 kg emas,” ujar Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, dalam keterangan tertulis, Jumat (18/4).

Pinjaman tersebut merupakan bagian dari tiga lini utama usaha berbasis emas yang dijalankan Pegadaian, yaitu Deposito Emas, Titipan Emas Korporasi, dan Pinjaman Modal Kerja Emas.

Melalui layanan Deposito Emas, Pegadaian berhasil menghimpun 788 kg emas dari masyarakat. Adapun layanan Titipan Emas Korporasi mencatatkan total 2,27 kg emas yang disimpan oleh entitas bisnis hingga Maret 2025.

Sementara itu, Pinjaman Modal Kerja Emas menjadi layanan dengan dampak strategis paling besar. Layanan ini menyediakan pembiayaan emas murni bagi pelaku usaha manufaktur atau distributor emas yang telah beroperasi minimal tiga tahun. Dana pinjaman disalurkan dalam bentuk emas batangan, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku produksi atau modal kerja.

Harga acuan yang digunakan untuk menilai pinjaman emas mengacu pada harga emas 1 kg di Galeri 24—anak usaha Pegadaian—yang per 31 Maret 2025 berada di angka Rp1,71 miliar. Dengan demikian, nilai keseluruhan pinjaman emas tersebut mencapai Rp257,17 miliar.

Layanan ini mengenakan bunga di atas 7% per tahun, lebih tinggi dari suku bunga konvensional, mengingat risiko dan volatilitas harga emas global yang cukup tinggi. Namun, menurut pelaku industri, potensi keuntungannya juga sebanding dengan risikonya, terutama di tengah tren naik harga emas.

Data World Gold Council menyebutkan, permintaan emas global tumbuh 3% pada kuartal pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya pembelian dari bank sentral dan investor ritel, terutama di Asia, termasuk Indonesia.

Dalam konteks ini, strategi Pegadaian menjadi relevan. Di tengah gejolak pasar dan tren “flight to safety” akibat ketidakpastian ekonomi global, instrumen investasi dan pembiayaan berbasis emas makin diburu. “Kami melihat ada kebutuhan nyata dari pelaku usaha emas untuk memperoleh pembiayaan langsung dalam bentuk emas, bukan rupiah,” ujar seorang analis pasar komoditas yang enggan disebut namanya.

Namun demikian, sejumlah ekonom memperingatkan agar ekspansi layanan ini tidak hanya dilihat dari sisi nilai nominalnya. “Harus ada penguatan regulasi dan mitigasi risiko yang menyeluruh, mengingat volatilitas harga emas sangat tinggi dan bisa berdampak pada portofolio jangka panjang,” ujar Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS.

Pegadaian, yang kini merupakan bagian dari holding ultra mikro bersama BRI dan PNM, memang tengah memperluas peran strategisnya. Dari lembaga yang dulunya identik dengan gadai barang pribadi, kini Pegadaian menjelma menjadi institusi finansial yang mengelola portofolio logam mulia dengan pendekatan modern dan korporat.

Langkah Pegadaian ini juga berpotensi menjadi model bisnis baru di sektor pembiayaan Indonesia—yakni model pembiayaan komoditas. Bila dikelola secara transparan dan prudent, bukan tidak mungkin Pegadaian akan menjadi pionir bullion bank di Asia Tenggara. ■

Comments are closed.