Dedi Mulyadi tunjuk Helmy Yahya dan Bossman Mardigu jadi komisaris Bank BJB

- 16 April 2025 - 15:34

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebagai pemegang saham pengendali menunjuk dua figur publik ternama, Helmy Yahya dan Mardigu Wowiek Prasantyo (Bossman Mardigu), sebagai komisaris independen Bank BJB. Penunjukan ini diklaim bebas dari kepentingan politik dan murni berdasarkan profesionalisme serta rekam jejak. Helmy mengaku terkejut saat dihubungi langsung oleh Dedi dari Oslo, Norwegia, namun akhirnya menerima tawaran itu sebagai amanah.


Fokus utama:

  1. Penunjukan Helmy Yahya dan Bossman Mardigu sebagai komisaris Bank BJB dilakukan tanpa proses politik, hanya melalui komunikasi via telepon.
  2. Dedi Mulyadi menekankan profesionalisme dalam mengangkat jajaran komisaris Bank BUMD Jawa Barat itu.
  3. Respons Helmy Yahya yang terkejut saat menerima tawaran langsung dari Gubernur saat berada di luar negeri, menggambarkan proses yang tidak biasa dalam rekrutmen pejabat publik.

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau Bank BJB menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024, di Menara Bank Bjb, Bandung pada Rabu (16/4). Dalam rapat yang dipimpin pemegang saham pengendali BJB Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, para pemegang saham menyepakati adanya perombakan jajaran direksi dan komisaris perseroan.

RUPST menyepakati Yusuf Saadudin Plt Direktur Utama Perseroan menjadi Direktur Utama Perseroan. Yang menjadi kejutan, Mardigu Wowiek Prasantyo atau yang lebih dikenal sebagai Bossman Mardigu ditunjuk sebagai Komisaris Utama BJB menggantikan Taswin Zakaria. Kemudian Sekda Jabar Herman Suryatman juga menduduki posisi Komisaris Independen bersama mantan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya.

“Sikap profesionalisme itu bisa dibuktikan dari komposisi yang diusulkan. Kemudian disepakati oleh seluruh pemegang saham. Yang diusulkan adalah didasarkan pada aspek-aspek yang bersifat profesionalitas,” ujar Dedi.

Menurut Dedi, dirinya bahkan belum pernah bertatap muka secara langsung dengan Helmy maupun Mardigu. Ia hanya menelaah rekam jejak mereka sebelum akhirnya menawarkan posisi strategis ini. “Saya tidak pernah bertemu bareng ngobrol bahas bisnis segala macam,” tambahnya.

Prosesnya pun tak biasa. Dedi menghubungi keduanya via telepon. Ketika itu, Helmy Yahya sedang berada di Oslo, Norwegia. “Saya hanya via telepon. Beliau lagi di Eropa. Saya minta, mau enggak menjadi komisaris di Bank Jabar,” tutur Dedi.

Menanggapi penunjukan ini, Helmy Yahya mengaku kaget. Ia dihubungi Gubernur saat sedang tertidur di Oslo. Tawaran yang datang tiba-tiba itu pun membuatnya meminta waktu untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan istri.

“Jadi saya waktu di telepon oleh KDM sedang tidur di Oslo. Ya jadi kaget saya. Saya bilang boleh enggak saya mikir dulu gitu. Saya ngomong sama istri lah minimal. Ya jadi akhirnya berapa jam kemudian kita berkomunikasi ya bismillah lah, bagi saya ini adalah sebuah amanah,” ungkap Helmy Yahya.

Sebagai figur publik dengan latar belakang di dunia media dan manajemen, Helmy memang dikenal luas, tak hanya karena kiprahnya di industri televisi, tapi juga karena keberaniannya melawan sistem birokrasi yang dianggap tak efisien.

Sementara itu, Mardigu Wowiek, atau Bossman Mardigu, dikenal sebagai pengusaha dan influencer ekonomi digital. Namanya sering disebut dalam diskusi publik terkait konsep “Quantum Leadership” dan berbagai gagasan ekonomi alternatif. Dengan penunjukan ini, ia diharapkan membawa sudut pandang segar dalam pengawasan kinerja Bank BJB yang sempat terseret kasus korupsi beberapa waktu lalu.

Penunjukan ini juga datang setelah Gubernur Dedi memangkas anggaran promosi Bank BJB, menyusul temuan kasus korupsi. Langkah itu disebut sebagai bentuk bersih-bersih di tubuh bank daerah tersebut.

Bank BJB sebagai bank pembangunan daerah terbesar di Indonesia memang tengah dalam sorotan. Dengan total aset mencapai lebih dari Rp165 triliun pada akhir 2024 dan jangkauan layanan yang meluas ke luar Jawa Barat, bank ini punya peran vital dalam pembangunan ekonomi daerah.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sorotan publik terhadap transparansi dan tata kelola membuat reputasi bank ini sempat tercoreng. Penunjukan Helmy dan Bossman bisa dibaca sebagai upaya membangun kembali kepercayaan publik dan memperkuat fungsi pengawasan.

Dalam laporan keuangan terakhir, Bank BJB mencatatkan laba bersih sekitar Rp2,5 triliun pada 2024, tumbuh 7,2% dibanding tahun sebelumnya. Meski mencetak kinerja keuangan yang baik, tantangan dari sisi tata kelola dan integritas internal menjadi isu utama yang harus dibenahi. ■

Comments are closed.