BCA kembali jadi bank dengan brand terkuat di dunia, kalahkan raksasa global

- 14 April 2025 - 16:58

Bank Central Asia (BCA) kembali menorehkan prestasi global sebagai brand perbankan terkuat di dunia versi Brand Finance untuk tahun 2025, mempertahankan gelar yang sama yang diraih tahun sebelumnya. Dengan skor Brand Strength Index (BSI) 97,1 dari 100, BCA mengungguli 500 bank top dunia dari Amerika Serikat, Eropa, Asia hingga Afrika.


Fokus utama:

  1. BCA mempertahankan gelar sebagai brand perbankan terkuat dunia versi Brand Finance selama dua tahun berturut-turut.
  2. Peringkat ini didapatkan lewat skor BSI 97,1 yang bahkan mengungguli bank-bank besar dari Amerika, Eropa, dan Asia.
  3. Pengakuan ini memperkuat posisi BCA sebagai pemain utama di sektor perbankan global berkat layanan yang konsisten, inovatif, dan dipercaya nasabah.

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Bank swasta terbesar di Indonesia ini dinobatkan kembali sebagai brand perbankan terkuat di dunia versi lembaga konsultan independen Brand Finance, berdasarkan laporan bertajuk Top 500 Banking Brands 2025. Ini adalah kali kedua secara berturut-turut BCA menduduki peringkat pertama setelah sebelumnya meraih posisi serupa pada tahun 2024.

Dalam laporan yang dirilis pada Maret 2025, BCA mencatatkan skor Brand Strength Index (BSI) sebesar 97,1 dari skala maksimal 100—naik signifikan dari skor 93,8 pada tahun sebelumnya. Kedua skor tersebut mendapat rating tertinggi yaitu AAA+, mengungguli ratusan bank global termasuk nama-nama besar dari Amerika Serikat, Eropa, hingga Asia Timur.

Brand Finance, lembaga asal London yang berdiri sejak 1996, dikenal luas karena metodologi valuasi mereknya yang komprehensif. Laporan tahunan mereka banyak dijadikan rujukan oleh perusahaan global, investor, dan analis untuk memahami posisi dan kekuatan brand di mata pasar. Brand Strength Index sendiri mengukur kekuatan merek melalui serangkaian indikator kinerja kunci (key performance indicators/KPI), baik dari sisi emosional maupun rasional yang mencerminkan persepsi dan pengalaman nasabah terhadap brand bank tersebut.

“Pengakuan ini menjadi motivasi bagi BCA untuk terus menghadirkan layanan dan solusi perbankan yang relevan, mudah diakses, dan menjawab kebutuhan nasabah yang beragam,” ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam pernyataan resmi yang dikutip Senin (14/4).

Jahja menyampaikan terima kasih mewakili seluruh jajaran manajemen dan karyawan BCA atas kepercayaan yang diberikan oleh Brand Finance. “Kami berharap dapat terus menjadi mitra tepercaya dalam perjalanan finansial masyarakat Indonesia, serta berkontribusi nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui inovasi dan pelayanan yang unggul,” ujarnya.

Laporan Brand Finance tahun ini juga menampilkan nama-nama bank yang masuk dalam daftar “Top 10 Global by Brand Strength Index”. Selain BCA, terdapat Nubank (Brasil), Banca Transilvania (Rumania), Vietcombank (Vietnam), Bank Singapore (Singapura), Capitec Bank (Afrika Selatan), Kenya Commercial Bank (Kenya), JP Bank (Jepang), Discover Bank (Amerika Serikat), dan China Construction Bank (China).

Konsistensi BCA dalam menjaga kualitas layanan dan adaptasi teknologi menjadi salah satu faktor utama di balik pencapaian ini. Dalam beberapa tahun terakhir, BCA gencar melakukan transformasi digital melalui penguatan aplikasi BCA mobile dan myBCA, serta pengembangan fitur-fitur perbankan berbasis AI, open banking, dan layanan hybrid antara cabang dan digital.

Kepercayaan pasar terhadap BCA pun tergambar dari performa saham BBCA yang masih menjadi salah satu saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski sempat mengalami tekanan harga, para petinggi BCA menunjukkan keyakinannya dengan aksi borong saham BBCA secara kolektif, seperti diberitakan sebelumnya.

Penghargaan ini sekaligus mempertegas reputasi Indonesia di panggung keuangan internasional. Di tengah persaingan ketat industri perbankan global, keberhasilan BCA menjadi brand terkuat dunia bukan hanya prestasi korporasi, tetapi juga bukti bahwa bank asal Asia Tenggara mampu bersaing dan bahkan memimpin di tingkat dunia.

Menurut laporan World Bank dan McKinsey, transformasi digital dan inklusi keuangan di Asia Tenggara mengalami pertumbuhan signifikan dalam lima tahun terakhir, dengan Indonesia menjadi salah satu pasar utama yang mencatat pertumbuhan pengguna layanan keuangan digital di atas 40% pada periode 2019–2024. Di tengah dinamika itu, BCA menjadi simbol keberhasilan transisi perbankan konvensional menuju layanan modern yang inklusif. ■

Comments are closed.