
Bank Raya, bagian dari BRI Group, menjalin kemitraan strategis dengan PT SRC Indonesia Sembilan untuk memperluas akses pembiayaan digital bagi pelaku UMKM melalui produk Pinang Performa. Kolaborasi ini menyasar lebih dari 250.000 toko kelontong mitra SRC di seluruh Indonesia, dengan harapan mempercepat digitalisasi sektor usaha mikro dan menggenjot pertumbuhan kredit digital yang sudah tumbuh hampir 89% sepanjang 2024.
Fokus utama:
- Kolaborasi Bank Raya dan SRC untuk memperluas akses pinjaman digital bagi UMKM.
- Peran Pinang Performa sebagai solusi keuangan berbasis teknologi bagi toko kelontong.
- Lonjakan pertumbuhan kredit digital Bank Raya sebagai bagian dari strategi transformasi digital BRI Group.
Transformasi digital sektor keuangan kembali mendapat dorongan kuat. Bank Raya Indonesia (AGRO), anak usaha Bank BRI yang berfokus sebagai bank digital, menggandeng PT SRC Indonesia Sembilan (SRC), entitas bisnis milik PT HM Sampoerna Tbk, untuk memperluas jangkauan produk pinjaman digital unggulannya: Pinang Performa.
Kolaborasi ini secara strategis membidik lebih dari 250.000 toko kelontong mitra SRC yang tersebar di seluruh Indonesia. Lewat integrasi layanan ke dalam aplikasi SRC, para pelaku UMKM kini bisa mengakses fasilitas pinjaman dari Bank Raya dengan lebih mudah, cepat, dan aman.
“Dengan jaringan SRC yang kuat di seluruh Indonesia, maka kerja sama ini diharapkan dapat mendukung kemajuan usaha mereka agar lebih baik lagi dengan adanya kemudahan akses pinjaman digital yang praktis dan aman,” ujar Direktur Bisnis Bank Raya, Kicky Andrie Davetra.
Pinang Performa dirancang sebagai solusi kredit berbasis digital yang mendukung produktivitas UMKM, terutama sektor toko kelontong yang menjadi tulang punggung ekonomi akar rumput. Melalui aplikasi SRC, pelaku usaha dapat mengajukan pinjaman tanpa harus datang ke kantor cabang, cukup dengan verifikasi digital yang aman dan cepat.
SRC sendiri bukan pemain baru dalam membangun ekosistem UMKM. Perusahaan ini menghadirkan sistem pendampingan usaha berbasis teknologi yang mendukung pemilik toko kelontong agar lebih berdaya saing. “SRC berkomitmen menjadi solusi untuk semua, bagi mitra grosir, pemilik toko kelontong, dan pelanggan di Indonesia,” demikian pernyataan resmi dari perusahaan.
Data hingga akhir 2024 menunjukkan lonjakan signifikan dalam penyaluran kredit digital Bank Raya. Selama tahun tersebut, kredit digital tumbuh 88,9% (year-on-year) menjadi Rp20,57 triliun. Dari jumlah itu, outstanding kredit digital yang disalurkan ke sektor usaha produktif mencapai Rp2,29 triliun, tumbuh 81,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Bank Raya menilai digitalisasi pembiayaan bukan hanya soal kemudahan, tetapi juga tentang menjangkau kelompok usaha yang selama ini sulit mengakses layanan keuangan formal. “Ke depannya, kami akan terus membuka potensi kerja sama yang semakin luas, melalui penyaluran pinjaman digital kepada ekosistem digital maupun ekosistem lainnya,” kata Kicky.
Sebagai bagian dari BRI Group, Bank Raya memiliki peran strategis sebagai digital attacker—mendorong adopsi teknologi perbankan secara masif, terutama pada segmen mikro dan ritel. Langkah ini sekaligus memperkuat visi inklusi keuangan nasional yang dicanangkan pemerintah.
Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah pelaku UMKM di Indonesia pada 2024 mencapai lebih dari 65 juta unit usaha, menyumbang sekitar 60,5% terhadap PDB nasional. Namun, hanya sekitar 20% dari mereka yang telah mengakses kredit formal. Artinya, peluang penetrasi pembiayaan digital masih sangat terbuka lebar.
Di tengah upaya mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi, kolaborasi antara bank digital dan jaringan distribusi seperti SRC menjadi relevan dan strategis. Ini bukan sekadar soal pinjaman, tapi soal membangun ekosistem inklusif yang berkelanjutan. ■