Laba melejit, Amar Bank siap tancap gas di 2025 dengan srategi digital inklusif

- 10 April 2025 - 08:19

Amar Bank mencetak lonjakan laba operasional sebesar 43,09% sepanjang 2024, ditopang ekspansi kredit digital melalui platform Tunaiku dan efisiensi biaya. Dengan strategi berbasis teknologi serta fokus pada segmen UMKM, bank digital ini menegaskan komitmennya untuk memperluas inklusi keuangan di Indonesia dan siap menyongsong 2025 dengan penguatan ekosistem digital dan inovasi produk keuangan.


Fokus utama:

  1. Laba operasional Amar Bank tumbuh 43,09% di 2024 berkat ekspansi pinjaman digital dan efisiensi operasional.
  2. Komitmen pada UMKM dan inklusi keuangan lewat teknologi menjadi pilar utama pertumbuhan bisnis Amar Bank.
  3. Strategi 2025 difokuskan pada penguatan ekosistem digital dan perluasan produk Embedded Banking yang berkelanjutan.

Di tengah persaingan industri perbankan digital yang semakin ketat, PT Bank Amar Indonesia Tbk atau Amar Bank (BEI: AMAR) kembali mencatatkan kinerja keuangan yang impresif sepanjang tahun 2024. Laba operasional bank digital yang berbasis teknologi ini menembus Rp275,55 miliar, melonjak tajam 43,09% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini turut mendorong laba bersih menjadi Rp214,99 miliar, tumbuh 20,8% secara tahunan (YoY).

Keberhasilan tersebut menjadi bukti konkret strategi Amar Bank dalam memadukan inovasi teknologi dan inklusi keuangan. Platform pinjaman digital unggulan mereka, Tunaiku, terbukti menjadi mesin pertumbuhan utama yang menopang ekspansi kredit sepanjang 2024.

“Keberhasilan ini merupakan bukti dari strategi kami yang mengedepankan inovasi digital dan komitmen mendukung UMKM dalam memperluas akses keuangan,” ujar Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank.

Didirikan dengan misi mendukung segmen ritel dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Amar Bank menempatkan teknologi sebagai pilar utama transformasinya. Di tengah situasi ekonomi global yang masih berfluktuasi dan tantangan daya beli domestik, bank ini justru mampu menjaga kualitas kredit dengan baik.

Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga di level sehat, mencerminkan manajemen risiko yang disiplin. Strategi penyaluran kredit yang selektif, terutama melalui platform digital, diyakini menjadi pembeda utama Amar Bank dibandingkan pemain lain di kelasnya.

David Wirawan, Senior Vice President Finance Amar Bank, menegaskan keberhasilan ini tidak lepas dari kehati-hatian bank dalam menjaga kualitas aset dan menjalankan prinsip responsible banking. “Pertumbuhan profitabilitas yang stabil dan berkelanjutan adalah hasil dari disiplin manajemen risiko yang kami terapkan,” ujarnya.

Di sisi pendanaan, kepercayaan nasabah terhadap Amar Bank terus meningkat. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh impresif sebesar 52,96% sepanjang 2024. Kenaikan ini menandai penguatan fundamental bank, sekaligus menunjukkan keberhasilan strategi digitalisasi layanan perbankan.

Selain itu, Amar Bank berhasil mencatat Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 126,31% per akhir 2024, jauh melampaui ketentuan minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kinerja ini tidak hanya mencerminkan kekuatan struktur permodalan, tetapi juga memberi ruang leluasa bagi ekspansi bisnis tahun ini.

“Tingkat CAR yang kuat ini tidak hanya memastikan ketahanan keuangan Amar Bank, tetapi juga membuka peluang lebih besar untuk ekspansi pasar,” tambah David.

Memasuki 2025, Amar Bank memantapkan langkah untuk memperluas jangkauan layanan berbasis teknologi. Vishal menyatakan bahwa pihaknya akan fokus memperkuat ekosistem digital lewat kolaborasi strategis dan pengembangan Embedded Banking, yakni integrasi layanan keuangan dalam platform digital pihak ketiga.

“Amar Bank akan terus memperluas penyaluran kredit produktif dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Kami berkomitmen menjaga rasio NPL di bawah batas maksimal yang ditetapkan OJK,” ujar Vishal.

Amar Bank juga menggarisbawahi pentingnya memperluas akses keuangan kepada kelompok masyarakat yang selama ini belum tersentuh layanan perbankan konvensional. Dengan pendekatan teknologi yang efisien dan aman, bank ini tidak hanya menargetkan pertumbuhan bisnis, tetapi juga dampak sosial yang lebih luas dalam mendukung transformasi ekonomi digital Indonesia.

Langkah Amar Bank sejalan dengan temuan Bank Indonesia dan World Bank yang menyebut bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 87,6% pada 2023. Namun, masih ada celah besar di kelompok masyarakat unbanked dan underserved yang dapat dijangkau melalui inovasi perbankan digital.

Dalam laporan McKinsey (2023), segmen UMKM di Indonesia masih menghadapi kesenjangan pembiayaan sebesar lebih dari US$165 miliar. Hal ini menunjukkan besarnya potensi pasar yang dapat digarap oleh lembaga keuangan digital seperti Amar Bank yang mampu menyediakan pembiayaan cepat, transparan, dan terjangkau.

Dengan kombinasi kekuatan teknologi, efisiensi operasional, dan komitmen pada segmen UMKM, Amar Bank tampaknya siap melanjutkan laju pertumbuhan agresif di 2025. ■

Comments are closed.