Kinerja moncer di awal 2025, Bank Neo Commerce cuan Rp110,91 miliar!

- 27 Maret 2025 - 11:10

Setelah mencatat kerugian besar pada 2023, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) berhasil membalikkan keadaan dengan mencetak laba Rp19,88 miliar pada 2024. Transformasi finansial yang agresif, efisiensi operasional, serta perbaikan kualitas kredit menjadi kunci utama pemulihan ini. Bank digital ini juga menunjukkan pertumbuhan yang solid di awal 2025 dengan laba Rp110,91 miliar dalam dua bulan pertama.


Fokus utama:

  1. Dari rugi Rp573 miliar menjadi laba Rp19,88 miliar. Efisiensi operasional dan penurunan NPL signifikan menjadi faktor utama pemulihan.
  2. Rasio kredit bermasalah turun drastis, LDR stabil, dan efisiensi operasional meningkat.
  3. BNC fokus pada pertumbuhan kredit berkualitas, ekspansi segmen nasabah, dan inovasi produk digital.

PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencatatkan pencapaian luar biasa di tahun 2024 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp19,88 miliar. Keberhasilan ini menandai pemulihan signifikan setelah mencatat kerugian besar Rp573,02 miliar pada tahun 2023. Transformasi yang dilakukan oleh bank digital ini terbukti efektif, terutama dalam hal efisiensi operasional dan strategi pengelolaan kredit yang lebih ketat.

Direktur Utama Bank Neo Commerce, Eri Budiono, menyatakan bahwa hasil positif ini merupakan buah dari berbagai inisiatif yang telah dijalankan sepanjang tahun. “Kami bersyukur bisa menutup tahun 2024 dengan kinerja yang positif. Ini membuktikan bahwa strategi yang kami terapkan, terutama dalam memperkuat fundamental bisnis dan meningkatkan kualitas kredit, telah membuahkan hasil,” ujar Eri dalam keterangannya, Rabu (27/3).

Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya BNC dalam meningkatkan efisiensi operasional, yang terlihat dari penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 112,27% pada 2023 menjadi 99,34% pada 2024. Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) net turun drastis dari 0,95% menjadi 0,30% dalam setahun terakhir.

Selain itu, cost to income ratio (CIR) yang mencerminkan efisiensi pengelolaan biaya juga membaik dari 41,52% di 2023 menjadi 31,47% pada 2024. Perbaikan signifikan dalam rasio-rasio ini menunjukkan bahwa bank telah berhasil menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan.

Pada tahun 2024, BNC menyalurkan kredit sebesar Rp8,82 triliun, mengalami penurunan dari Rp10,78 triliun pada 2023. Penurunan ini merupakan bagian dari strategi bank untuk lebih selektif dalam memberikan pinjaman guna menjaga kualitas portofolio kredit serta menekan risiko kredit macet.

Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun BNC mencapai Rp13,06 triliun, sedikit turun dari Rp13,87 triliun pada 2023. Meskipun demikian, bank berhasil menurunkan cost of fund dari 6,22% menjadi 6,05%, yang berarti efisiensi dalam biaya pendanaan semakin meningkat.

Bank juga memperkuat struktur permodalannya dengan rasio kecukupan modal (CAR) yang meningkat dari 27,86% di 2023 menjadi 35,30% pada 2024. Dengan kondisi ini, BNC berada dalam posisi yang lebih stabil untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.

Momentum pertumbuhan Bank Neo Commerce terus berlanjut pada awal 2025. Dalam dua bulan pertama tahun ini, bank telah mencetak laba sebesar Rp110,91 miliar, dengan rincian Rp69,24 miliar pada Januari dan Rp41,67 miliar pada Februari.

“Pencapaian ini semakin mengukuhkan keyakinan kami bahwa strategi yang diterapkan telah berjalan dengan baik. Kami optimistis tren pertumbuhan ini akan terus berlanjut sepanjang 2025,” kata Eri Budiono.

Bank menargetkan pertumbuhan kredit pada tahun 2025 di kisaran 12%-15%, dengan fokus pada penyaluran kredit yang lebih selektif dan peningkatan produk berbasis digital.

Melihat tren pertumbuhan yang positif, BNC berencana untuk memperluas jangkauan produk dan layanan digital di 2025. Fokus utama bank adalah meningkatkan proporsi dana murah (CASA), serta memperkuat layanan cash management dan payroll bagi nasabah ritel maupun bisnis.

BNC juga terus mengembangkan fitur-fitur baru dalam aplikasi neobank, yang menjadi ujung tombak layanan digital mereka. Dengan strategi ini, bank berharap dapat meningkatkan engagement nasabah sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu bank digital terdepan di Indonesia.

“Kami akan terus berinovasi dalam menghadirkan layanan perbankan digital yang lebih mudah diakses, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah,” pungkas Eri Budiono.

Dengan strategi yang lebih matang, efisiensi yang semakin tinggi, serta fokus pada pertumbuhan kredit berkualitas, Bank Neo Commerce optimistis dapat mempertahankan tren pertumbuhan positif dan memperkuat posisinya di industri perbankan digital Indonesia. ■

Comments are closed.