Spin-off BTN Syariah disetujui RUPST, BTN siap akuisisi Bank Victoria Syariah

- 26 Maret 2025 - 18:46

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi menyetujui akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai langkah strategis menuju pemisahan (spin-off) BTN Syariah. Dengan langkah ini, BTN akan mengajukan izin akuisisi ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menyiapkan transformasi BTN Syariah menjadi bank umum syariah (BUS) independen. Selain itu, BTN membagikan dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun 2024 dan menargetkan pertumbuhan aset hingga Rp500 triliun pada 2025.


Fokus utama:

  1. RUPST BTN menyetujui akuisisi PT Bank Victoria Syariah sebagai bagian dari rencana pemisahan BTN Syariah untuk menjadi bank umum syariah.
  2. BTN menetapkan dividen Rp751,83 miliar atau Rp53,57 per lembar saham kepada pemegang saham.
  3. BTN menargetkan aset tembus Rp500 triliun pada 2025 dengan strategi pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK).

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) selangkah lebih dekat menuju transformasi bisnis syariahnya. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTN telah menyetujui akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai bagian dari rencana pemisahan (spin-off) BTN Syariah, yang selama ini beroperasi sebagai unit usaha syariah (UUS).

Dengan keputusan ini, BTN akan segera mengajukan izin akuisisi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan melanjutkan proses integrasi BTN Syariah ke dalam BVIS. “Dengan kondisi yang sangat baik dan aset BTN Syariah yang telah mencapai Rp60,56 triliun pada akhir 2024, pemisahan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat bisnis syariah BTN,” ujar Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, dalam konferensi pers di Menara BTN, Jakarta, Rabu (26/3).

BTN telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement/CSPA) dengan pemegang saham BVIS, yaitu PT Victoria Investama Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta. Dengan kesepakatan ini, BTN akan mengakuisisi 100% saham BVIS senilai Rp1,06 triliun, menggunakan sumber pendanaan internal.

Setelah mendapatkan izin dari OJK, BTN Syariah akan dipisahkan dari induk perusahaan dan diintegrasikan ke dalam BVIS, menjadikannya bank umum syariah baru yang lebih besar dan lebih kompetitif. Proses ini ditargetkan rampung pada kuartal III-2025.

“BTN Syariah memiliki potensi besar di industri perbankan syariah nasional. Dengan spin-off ini, kami menargetkan pertumbuhan aset BTN Syariah mencapai Rp100 triliun dalam tiga tahun mendatang,” tambah Nixon.

Sebagai bagian dari kebijakan Kementerian BUMN, proses spin-off ini juga membutuhkan persetujuan dari Menteri BUMN dan Presiden. BTN berharap pemerintah memberikan insentif pajak agar transformasi ini semakin optimal dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Selain menyetujui akuisisi BVIS, RUPST BTN juga mengesahkan pembagian dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun 2024. Dari total laba Rp3 triliun, sebanyak Rp751,83 miliar akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, setara dengan Rp53,57 per lembar saham.

Pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas (60%) akan menerima bagian terbesar, sementara investor publik yang menguasai 40% saham BTN juga akan menikmati dividen tersebut. Sisa laba, sebesar Rp2,25 triliun, akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk ekspansi bisnis BTN.

“Dividen ini mencerminkan komitmen BTN untuk memberikan nilai tambah kepada investor sambil tetap menjaga rasio permodalan di atas persyaratan regulator,” kata Nixon.

BTN mencatatkan kinerja positif pada 2024 dengan pertumbuhan kredit dan pembiayaan mencapai Rp357,97 triliun, meningkat 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga (DPK) BTN juga tumbuh 9,1% menjadi Rp381,67 triliun.

Dengan tren positif ini, BTN optimistis asetnya akan menembus Rp500 triliun pada akhir 2025. Pertumbuhan ini akan didukung oleh ekspansi kredit dan pembiayaan yang ditargetkan naik 7-8% serta pertumbuhan DPK sebesar 8-9%.

“Kami terus berupaya memperluas akses pembiayaan, terutama untuk mendukung kepemilikan rumah bagi masyarakat Indonesia,” kata Nixon.

RUPST BTN juga menyetujui perubahan struktur manajemen. Berikut daftar jajaran baru Dewan Komisaris dan Direksi BTN:

Dewan Komisaris:

  • Komisaris Utama: Suryo Utomo*
  • Wakil Komisaris Utama: Dwi Ary Purnomo*
  • Komisaris Independen: Pietra Machreza Paloh, Ida Nuryanti, Panangian Simanungkalit*
    Komisaris: Fahri Hamzah*

Dewan Direksi:

  • Direktur Utama: Nixon LP Napitupulu
  • Wakil Direktur Utama: Oni Febriarto Rahardjo
  • Direktur Human Capital, Compliance & Legal: Eko Waluyo
  • Direktur Finance & Strategy: Nofry Rony Poetra
  • Direktur Consumer Banking: Hirwandi Gafar
  • Direktur Risk Management: Setiyo Wibowo
  • Direktur IT: Tan Jacky Chen*
  • Direktur Network and Retail Funding: Rully Setiawan*
  • Direktur Operations: I Nyoman Sugiri Yasa*
  • Direktur Corporate Banking: Helmy Afrisa Nugroho*
  • Direktur Commercial Banking: Hermita Akmal*
  • Direktur Treasury & International Banking: Venda Yuniarti*
  • Efektif setelah mendapat persetujuan OJK.

BTN berharap perubahan kepemimpinan ini akan memperkuat strategi transformasi perusahaan hingga 2029, dengan visi menjadi “Mitra Utama dalam Pemberdayaan Finansial Keluarga Indonesia”. ■

Comments are closed.