
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus mempercepat transformasi digital di sektor pembiayaan perumahan melalui aplikasi Bale by BTN. Sejak resmi diluncurkan pada Februari 2025, aplikasi ini telah memproses 20% pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), memangkas waktu persetujuan menjadi hanya tiga hari. Langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperluas akses pasar dengan kualitas kredit yang lebih baik. Selain itu, ekspansi BTN ke segmen komersial dan kredit dengan margin tinggi menunjukkan tren positif, menjadi tumpuan pertumbuhan bisnis ke depan.
Fokus utama:
- Digitalisasi KPR dengan Bale by BTN – Super app ini telah memproses 20% pengajuan KPR sejak awal tahun, mempercepat persetujuan kredit dan meningkatkan efisiensi layanan.
- Peningkatan Kualitas Kredit – Digitalisasi memungkinkan analisis profil risiko calon debitur lebih akurat, menjaga kualitas kredit dan menekan biaya kredit (cost of credit).
- Ekspansi ke Segmen Komersial dan High Yield Loan – BTN memperkuat pasar kredit perumahan di segmen rumah menengah ke atas, dengan pembiayaan rumah di atas Rp750 juta mencapai Rp70,5 miliar.
Transformasi digital di sektor perbankan semakin nyata. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menunjukkan langkah konkret dengan mengoptimalkan aplikasi Bale by BTN sebagai solusi digital dalam proses Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Sejak diperkenalkan ke publik pada akhir Desember 2024 dan resmi diluncurkan pada Februari 2025, aplikasi ini telah memproses 20% pengajuan KPR, memangkas waktu persetujuan menjadi rata-rata tiga hari.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa adopsi teknologi bukan sekadar soal kecepatan layanan, tetapi juga tentang meningkatkan efisiensi bisnis dan memperluas akses keuangan bagi masyarakat. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menegaskan bahwa digitalisasi memungkinkan bank melayani lebih banyak nasabah dengan kualitas kredit yang lebih baik.
“Prosesnya menjadi lebih ringkas dan lebih cepat. Jika dihitung sejak calon debitur mengajukan kredit, rata-rata kami butuh waktu tiga hari untuk memberikan keputusan kredit. Ini luar biasa,” ujar Nixon dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (20/3).
Berdasarkan data BTN, sejak awal tahun hingga Januari 2025, bank ini telah menyalurkan kredit senilai Rp6,69 triliun. Dari total pembiayaan tersebut, 64,69% dialokasikan untuk KPR, dengan 53,90% di antaranya masuk dalam skema subsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Sisanya, KPR non-subsidi dengan rata-rata pembiayaan di atas Rp400 juta.
Aplikasi Bale by BTN bukan sekadar platform digital untuk pengajuan KPR. Teknologi yang digunakan memungkinkan masyarakat mengakses berbagai layanan perbankan secara mandiri, termasuk pengajuan kredit multiguna. Keunggulan utama aplikasi ini terletak pada proses verifikasi dan penilaian kelayakan kredit yang lebih akurat, berkat analisis data berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Dengan pendekatan ini, BTN dapat mengoptimalkan biaya kredit (cost of credit), sehingga dampaknya positif terhadap margin bank.
“Memastikan pertumbuhan yang berkualitas sangat penting karena akan mempengaruhi biaya kredit bank sehingga berdampak positif pada tingkat margin,” tambah Nixon.
Menurut laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adopsi teknologi di sektor perbankan memang semakin meningkat, seiring dengan perubahan perilaku konsumen yang lebih mengutamakan layanan digital. Bank yang mampu beradaptasi dengan tren ini akan memiliki daya saing lebih kuat di industri keuangan.
Selain digitalisasi KPR, BTN juga memperluas penetrasi ke segmen komersial dan kredit berprofitabilitas tinggi (high yield loan). Bank ini mulai membuka sejumlah kantor cabang khusus untuk melayani segmen menengah ke atas, yang sebanding dengan peningkatan pembiayaan rumah di atas Rp750 juta.
Sejak awal tahun, BTN telah menyalurkan kredit senilai Rp70,5 miliar untuk kategori ini. Meski kondisi makroekonomi masih menghadapi tantangan, Nixon optimistis bahwa segmen ini akan menjadi pilar utama pertumbuhan bisnis BTN ke depan.
“Di tengah situasi makroekonomi yang menantang, pencapaian ini cukup menggembirakan. Kami optimistis jika kondisi makin membaik, segmen ini akan menjadi tulang punggung pertumbuhan bisnis BTN,” pungkasnya.
Digitalisasi layanan KPR yang dilakukan BTN sejalan dengan strategi transformasi industri perbankan secara global. Data dari McKinsey Global Banking Annual Review 2024 menunjukkan bahwa bank yang berinvestasi pada digitalisasi memiliki pertumbuhan laba bersih 15-20% lebih tinggi dibandingkan bank konvensional.
Dengan ekosistem digital yang semakin matang, BTN tidak hanya mempercepat proses KPR tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan konvensional (unbanked population). Langkah ini akan semakin memperkuat posisi BTN sebagai pemimpin dalam pembiayaan perumahan di Indonesia. ■