
Bank Permata (BNLI) berambisi naik kelas ke kategori bank jumbo (KBMI IV) setelah mencatatkan permodalan tertinggi di antara bank KBMI III lainnya. Dengan modal inti yang solid, bank ini fokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan alih-alih sekadar mengejar status baru. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri menargetkan jumlah bank di KBMI IV bertambah menjadi enam dalam beberapa tahun ke depan.
Fokus utama:
- Ambisi Bank Permata Masuk KBMI IV – Bank Permata memiliki modal inti terbesar di KBMI III dan berpeluang naik kelas.
- Strategi Bisnis untuk Pertumbuhan Berkelanjutan – Fokus bank bukan hanya pada kenaikan kelas, tetapi juga ekspansi bisnis yang berkelanjutan.
- Target OJK: Lebih Banyak Bank Jumbo – OJK ingin menambah jumlah bank dengan modal inti di atas Rp70 triliun dalam 2-3 tahun mendatang.
PT Bank Permata Tbk. (BNLI) semakin dekat untuk bergabung dengan jajaran bank raksasa Indonesia atau Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) IV. Dengan modal inti yang menjadi yang terbesar di antara bank KBMI III lainnya, bank ini berpotensi segera masuk dalam kelompok eksklusif yang saat ini hanya dihuni oleh Bank Mandiri, BRI, BCA, dan BNI.
Namun, Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli menegaskan bahwa tujuan utama perusahaan bukan sekadar mengejar status baru, melainkan membangun bisnis yang berkelanjutan.
“Jadi, mungkin bukan hanya target jangka pendek atau sekadar naik ke KBMI IV saja. Yang kami pentingkan adalah mencapai keberlanjutan dalam jangka panjang,” ujar Meliza dalam Paparan Publik Bank Permata 2025 di Jakarta, Jumat (7/3).
Sesuai ketentuan POJK No.12/POJK.03/2021, bank di Indonesia dikelompokkan berdasarkan modal inti sebagai berikut:
KBMI I: di bawah Rp6 triliun
KBMI II: Rp6 – Rp14 triliun
KBMI III: Rp14 – Rp70 triliun
KBMI IV: di atas Rp70 triliun
Dengan modal inti terbesar di KBMI III, Bank Permata berpotensi naik kelas. Namun, strategi yang diambil tidak sekadar menambah modal, melainkan memperkuat pertumbuhan bisnis, diversifikasi layanan, dan ekspansi sektor digital untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.
Bank Permata sendiri menunjukkan kinerja keuangan yang solid. Pada 2024, bank ini mencatat laba bersih Rp3,56 triliun, tumbuh 37,95% dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit mencapai 9% secara tahunan (YoY), dengan segmen korporasi sebagai pendorong utama.
Saat ini, hanya empat bank yang masuk dalam KBMI IV, yakni:
- Bank Mandiri (BMRI)
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
- Bank Central Asia (BBCA)
- Bank Negara Indonesia (BBNI)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ingin menambah dua bank lagi dalam 2-3 tahun ke depan agar jumlahnya menjadi enam bank. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa konsolidasi perbankan tidak hanya berlaku untuk BPR dan BPD, tetapi juga untuk bank umum.
“KBMI IV saat ini hanya dihuni empat bank. Dalam 2-3 tahun mendatang, kami harapkan jumlahnya bertambah menjadi enam bank,” kata Dian.
Langkah ini diharapkan bisa memperkuat industri perbankan nasional, terutama dalam menghadapi persaingan global dan memperkuat daya saing perbankan Indonesia di level internasional.
Dengan permodalan yang kuat dan strategi bisnis yang berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan, Bank Permata berpeluang besar masuk ke jajaran bank jumbo KBMI IV dalam waktu dekat. Namun, kenaikan kelas ini bukan semata-mata target utama. Bank Permata lebih menekankan sustainability dan penguatan bisnis digital sebagai fondasi jangka panjang.
Sementara itu, OJK juga menargetkan jumlah bank KBMI IV bertambah menjadi enam dalam tiga tahun ke depan, memperkuat struktur perbankan nasional agar lebih siap menghadapi tantangan ekonomi global. ■