
Citigroup secara tidak sengaja mentransfer US$81 triliun ke akun nasabah akibat kesalahan manusia (human error), namun transaksi tersebut berhasil dikoreksi dalam 90 menit tanpa dampak finansial permanen. Insiden ini menyoroti tantangan bank dalam meningkatkan sistem manajemen risiko dan kepatuhan operasional, terutama setelah regulator AS sebelumnya menuntut perbaikan kontrol internal Citigroup.
Fokus utama:
- Bank secara tidak sengaja mengkreditkan US$81 triliun ke akun nasabah karena human error, namun berhasil dikoreksi dalam 90 menit.
- Kesalahan ini mencerminkan tantangan Citigroup dalam memperbaiki sistem manajemen risiko dan kepatuhan perbankan.
- Insiden ini meningkatkan pengawasan terhadap Citigroup oleh regulator AS, yang sebelumnya sudah menuntut perbaikan sistem kontrol internal mereka.
Sebuah kesalahan operasional besar terjadi di Citigroup ketika bank raksasa tersebut secara tidak sengaja mengkreditkan dana sebesar US$81 triliun ke akun seorang nasabah, alih-alih jumlah seharusnya yang hanya US$280.
Kesalahan ini awalnya tidak terdeteksi oleh dua pegawai yang menangani transaksi tersebut. Namun, setelah 90 menit, seorang pegawai lain menyadari adanya ketidaksesuaian angka dalam sistem. Transaksi kemudian segera dibatalkan beberapa jam kemudian, dan tidak ada dana yang benar-benar keluar dari bank.
Insiden ini menjadi sorotan karena menambah daftar kesalahan operasional Citigroup dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, pada 2020, bank ini juga mengalami kesalahan transfer sebesar US$900 juta ke beberapa kreditur Revlon, yang berujung pada sengketa hukum.
Meskipun kali ini tidak ada kerugian finansial langsung, kejadian ini menyoroti tantangan Citigroup dalam memperbaiki sistem operasional dan teknologi mereka yang dinilai masih memiliki kelemahan. CEO Citigroup, Jane Fraser, yang telah menjabat sejak Maret 2021, tengah memimpin proyek transformasi besar untuk memperkuat sistem pengawasan internal dan mengurangi risiko kesalahan serupa.
Sebagai bagian dari proyek transformasi ini, Citigroup telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan, termasuk melibatkan 12.000 karyawan untuk meningkatkan sistem kepatuhan dan mengotomatisasi lebih banyak kontrol guna mengurangi proses manual yang rentan terhadap kesalahan manusia.
Insiden ini juga memperbesar tekanan regulator terhadap Citigroup, yang sebelumnya sudah dikenai denda besar karena dianggap gagal memperbaiki manajemen risiko dan tata kelola data dengan cukup cepat. Regulator AS telah menuntut bank ini untuk meningkatkan kontrol internal agar kesalahan seperti ini tidak kembali terjadi.
Meski demikian, Citigroup menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan manajemen risiko dan sistem keamanan perbankan mereka. Insiden ini juga menjadi pengingat bahwa dalam era digitalisasi perbankan, kesalahan teknis dan human error masih bisa terjadi, bahkan di institusi keuangan global sebesar Citigroup. ■
Foto: MarketWatch