
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menggelar “Gebyar Ramadan Keuangan Syariah” (GERAK Syariah) 2025 di AEON Mall BSD City, Tangerang, untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia. Dengan pertumbuhan yang terus meningkat, industri keuangan syariah dinilai memiliki potensi besar untuk menopang perekonomian nasional. OJK mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat branding keuangan syariah dan mendorong inovasi layanan keuangan berbasis syariah.
Fokus utama:
- Perbankan syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan 9,9% menjadi Rp643,5 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 10,1% menjadi Rp753,6 triliun pada Desember 2024.
- GERAK Syariah sebagai kampanye nasional. OJK menggandeng berbagai lembaga dan asosiasi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah, dengan kegiatan edukasi seperti webinar, podcast, dan talkshow.
- OJK mendorong pelaku industri keuangan syariah untuk terus berinovasi dalam produk dan layanan guna menarik lebih banyak konsumen.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya dalam mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah dengan menggelar “Gebyar Ramadan Keuangan Syariah” (GERAK Syariah) 2025 di AEON Mall BSD City, Tangerang. Acara ini diharapkan dapat semakin memperkuat pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan syariah, yang terus menunjukkan pertumbuhan positif dalam beberapa tahun terakhir.
“Ini adalah tanggung jawab kita bersama—OJK dan seluruh pemangku kepentingan—untuk terus mengedukasi masyarakat tentang keuangan syariah. Kita harus memperkuat branding agar semakin dikenal luas dan digunakan oleh masyarakat,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, dalam pembukaan acara, Minggu (23/2).
Industri keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan performa yang menjanjikan. Data OJK mencatat bahwa perbankan syariah mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 9,9% menjadi Rp643,5 triliun pada Desember 2024. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat 10,1% menjadi Rp753,6 triliun. Non-Performing Financing (NPF) tetap terjaga di level 2,12%, menunjukkan kualitas pembiayaan yang sehat.
Sementara di sektor pasar modal syariah, kapitalisasi pasar syariah mencapai Rp6.825,3 triliun, naik 11,1%. Asset Under Management (AUM) reksa dana syariah juga melonjak 18,2% (yoy) menjadi Rp50,5 triliun, sedangkan nilai sukuk (baik korporasi maupun negara) mencapai Rp1.682,9 triliun dengan pertumbuhan 12,9%.
Sektor lain seperti asuransi syariah dan perusahaan pembiayaan syariah juga mencatat tren positif. Aset asuransi syariah meningkat 5,8% menjadi Rp46,55 triliun, sementara piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan syariah tumbuh 11,3% menjadi Rp33,8 triliun.
GERAK Syariah 2025 menjadi bagian dari upaya OJK untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah melalui berbagai kegiatan edukasi. Tahun ini, rangkaian GERAK Syariah akan berlangsung hingga 31 Maret 2025 dengan dua program utama:
- KOLAK (Kajian dan Obrolan Seputar Keuangan Syariah), yang mencakup webinar edukasi, podcast Ramadan, talkshow radio, serta program “School of Syariah”.
- KURMA (Kompetisi Keuangan Syariah di Bulan Ramadan), yang bertujuan menarik partisipasi masyarakat dalam memahami lebih jauh manfaat dan peluang di sektor keuangan syariah.
Kegiatan ini akan dilaksanakan serentak oleh 37 kantor OJK di berbagai daerah, menggandeng berbagai pemangku kepentingan seperti Bank Indonesia, Kementerian Agama, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), serta Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Tak hanya itu, media massa, influencer, dan tokoh agama juga dilibatkan dalam menyebarluaskan informasi terkait keuangan syariah.
“GERAK Syariah bukan sekadar acara tahunan, tetapi sebuah gerakan nasional untuk mendorong masyarakat memahami dan memanfaatkan layanan keuangan syariah secara lebih luas,” ujar Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi.
OJK menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi dalam mempercepat pertumbuhan industri keuangan syariah. Friderica Widyasari Dewi mendorong pelaku usaha jasa keuangan syariah untuk lebih aktif memahami kebutuhan pasar dan menawarkan produk yang sesuai dengan preferensi masyarakat.
“Inovasi sangat diperlukan agar layanan keuangan syariah tidak hanya memenuhi prinsip syariah, tetapi juga mampu bersaing dengan produk keuangan konvensional,” ungkapnya.
Sebagai catatan, GERAK Syariah tahun lalu berhasil menjangkau lebih dari 3 juta peserta edukasi dan 1,1 juta peserta inklusi keuangan. Tahun ini, OJK menargetkan peningkatan jumlah peserta dengan harapan semakin banyak masyarakat yang teredukasi dan memanfaatkan layanan keuangan syariah.
Dengan berbagai inisiatif yang dijalankan, diharapkan sektor keuangan syariah di Indonesia terus berkembang dan semakin berkontribusi dalam mendukung stabilitas serta pertumbuhan ekonomi nasional. ■