
Bank Mandiri menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas keuangan nasional dengan fundamental bisnis yang solid dan pengelolaan risiko yang ketat. Sepanjang 2024, bank ini mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,82% YoY menjadi Rp1.327 triliun, didukung dominasi dana murah (CASA) 80,3%. Penyaluran kredit tumbuh signifikan 20,7% YoY mencapai Rp1.310,8 triliun, dengan segmen wholesale meningkat 25,5%. Stabilitas likuiditas tetap optimal dengan LCR 141% dan NSFR 109%.
Fokus utama:
- DPK Bank Mandiri tumbuh 6,82% YoY, sementara kredit meningkat 20,7% YoY mencapai Rp1.310,8 triliun, mencerminkan daya tahan bank di tengah ketidakpastian ekonomi.
- Bank Mandiri mencatatkan LCR 141%, NSFR 109%, serta NPL gross turun menjadi 0,97%.
- Bank Mandiri menjalankan operasional sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan pengawasan ketat oleh OJK, BI, serta LPS.
Bank Mandiri terus menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional dengan fundamental bisnis yang solid dan pengelolaan risiko yang disiplin. Seiring dengan dinamika ekonomi global dan domestik, Bank Mandiri tetap mencatat pertumbuhan positif dalam berbagai indikator keuangan utama.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyatakan bahwa bank telah menjalankan operasional bisnisnya berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG).
“Sebagai lembaga keuangan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), serta Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), kami berkomitmen untuk selalu mengutamakan keamanan dana nasabah serta stabilitas sistem keuangan nasional,” ujar Ashidiq dalam keterangan resminya, Sabtu (22/2).
Bank Mandiri mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,82% secara tahunan (year-on-year/YoY), mencapai Rp1.327 triliun pada akhir 2024. Mayoritas DPK didominasi oleh dana murah atau Current Account Savings Account (CASA), yang berkontribusi sebesar 80,3% dari total dana yang dihimpun. Hal ini mencerminkan keberhasilan strategi Bank Mandiri dalam memperkuat struktur pendanaan yang efisien.
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan yang solid. Sepanjang 2024, total kredit yang disalurkan secara bank-only mencapai Rp1.310,8 triliun atau tumbuh 20,7% YoY. Peningkatan ini terutama didorong oleh segmen wholesale banking, yang tumbuh 25,5% YoY menjadi Rp913,3 triliun. Sementara itu, kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6% YoY menjadi Rp135 triliun.
Selain mencatat pertumbuhan dana dan kredit yang kuat, Bank Mandiri juga berhasil menjaga rasio likuiditasnya dalam kondisi optimal. Rasio Loan to Funding Ratio (LFR) berada di level 82,9%, sedangkan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 141%, jauh di atas ketentuan minimum yang ditetapkan regulator. Sementara itu, Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada pada angka 109%, menegaskan ketahanan bank dalam memenuhi kebutuhan pendanaan jangka panjang.
Dari sisi kualitas aset, rasio Non-Performing Loan (NPL) gross mengalami penurunan menjadi 0,97% dari 1,02% pada tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio NPL net membaik menjadi 0,33% per Desember 2024. “Capaian ini mencerminkan efektivitas strategi pengelolaan risiko yang kami terapkan guna menjaga kualitas portofolio kredit,” lanjut Ashidiq.
Sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, yang mencapai Rp2.427 triliun per akhir 2024, Bank Mandiri berperan aktif dalam memperkuat industri keuangan nasional. Dengan kinerja yang terus meningkat dan strategi manajemen risiko yang disiplin, Bank Mandiri berkomitmen untuk tetap menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
“Melalui pencapaian ini, kami percaya bahwa kepercayaan nasabah dan stabilitas sistem keuangan yang terus terjaga akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional serta kesejahteraan masyarakat Indonesia,” pungkas Ashidiq. ■