Standard Chartered perkuat wealth management, investasi US$1,5 miliar di Asia dan Timur Tengah

- 22 Februari 2025 - 07:51

Standard Chartered akan menggelontorkan investasi sebesar US$1,5 miliar dalam lima tahun ke depan untuk memperkuat bisnis wealth management yang telah menjadi pendorong utama pertumbuhan laba bank tersebut. Hong Kong menjadi pusat utama investasi ini, dengan fokus juga pada Singapura, Dubai, dan Jersey, Inggris. Strategi ini sejalan dengan langkah serupa yang dilakukan HSBC di Asia. Standard Chartered menargetkan akuisisi dana segar sebesar US$200 miliar dari 2025 hingga 2029.


Fokus utama:

  1. Standard Chartered mengalokasikan US$1,5 miliar untuk pengembangan wealth management dalam lima tahun mendatang.
  2. Bank ini menargetkan pengumpulan dana baru senilai US$200 miliar dari klien di Asia, Timur Tengah, dan Afrika.
  3. Laba bersih Standard Chartered pada 2024 naik menjadi US$4,28 miliar, didorong oleh pertumbuhan bisnis wealth management dan kinerja pasar yang kuat.

Standard Chartered, salah satu dari tiga bank penerbit uang di Hong Kong, mengumumkan akan menginvestasikan US$1,5 miliar ke dalam bisnis wealth management dalam lima tahun ke depan. Langkah ini diambil setelah wealth management menjadi pendorong utama pertumbuhan laba bank, yang naik 19% pada 2024. CEO Standard Chartered, Bill Winters, menegaskan bahwa Hong Kong akan menjadi pusat utama investasi ini, di samping Singapura, Dubai, dan Jersey di Inggris.

“Bisnis wealth management kami tumbuh dengan sangat baik, dan Hong Kong adalah pusat utama dari ekspansi ini,” ujar Winters dalam pernyataan resminya pada Jumat (21/2/). “Meskipun Hong Kong mengalami tantangan dalam beberapa tahun terakhir, kami melihat stabilisasi dan bahkan perbaikan, sehingga kami terus berinvestasi di pasar ini.”

Strategi ini mencerminkan langkah serupa yang diambil HSBC, yang baru saja mengumumkan rencana mengalihkan US$1,5 miliar dari pasar Barat yang kurang menguntungkan ke Hong Kong dan Asia.

Selain Hong Kong, Standard Chartered menargetkan ekspansi besar di pasar India dan Tiongkok, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam layanan wealth management. Winters juga menambahkan bahwa bank ini akan memperluas jangkauan ke Afrika dan Timur Tengah guna memperkuat posisinya sebagai pemimpin di sektor wealth management di wilayah tersebut.

Dalam rencana jangka panjangnya, Standard Chartered menargetkan akuisisi dana segar senilai US$200 miliar dari 2025 hingga 2029. Untuk mencapai target ini, bank akan mengalokasikan investasi US$1,5 miliar untuk pengembangan platform digital, pusat layanan nasabah, penguatan tim wealth advisor, serta branding dan pemasaran.

“Kami yakin bahwa investasi yang lebih besar dan fokus yang lebih tajam akan memungkinkan kami melampaui pertumbuhan pasar dalam hal akuisisi aset dan pertumbuhan pendapatan dalam jangka menengah,” kata Winters.

Sebagai bagian dari strategi ini, Standard Chartered juga melakukan pergeseran dalam bisnis retail banking mereka, dengan mengurangi layanan bagi nasabah mass market dan lebih fokus mengembangkan pipeline klien affluent dan internasional.

Standard Chartered melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 19% pada 2024, mencapai US$4,28 miliar atau US$1,41 per saham, dibandingkan US$3,58 miliar pada tahun sebelumnya. Angka ini melampaui perkiraan analis yang disurvei Bloomberg, yang sebelumnya memprediksi laba sebesar US$4,23 miliar.

Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham, bank ini mengusulkan dividen final sebesar 28 sen per saham, yang menjadikan total dividen 2024 mencapai 37 sen per saham. Selain itu, bank akan mengalokasikan US$1,5 miliar untuk buyback saham pada tahun depan, setelah sebelumnya menyelesaikan program buyback senilai US$2,5 miliar.

Pasar merespons positif laporan keuangan ini. Saham Standard Chartered di Hong Kong melonjak 4,4% ke HK$116 per saham, mencapai level tertinggi sejak 2015, sementara Hang Seng Index naik 4%.

Sementara Standard Chartered dan HSBC terus memperkuat pijakan mereka di Asia, tantangan global tetap ada. Perbedaan kebijakan suku bunga antara bank sentral utama, ketidakpastian ekonomi global, serta potensi dampak tarif unilateral AS menjadi faktor yang perlu diwaspadai.

Namun, dengan strategi ekspansi agresif dan fokus pada segmen wealth management yang sedang berkembang pesat, Standard Chartered optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan di tengah dinamika pasar global yang semakin kompleks. ■

Comments are closed.