
Dengan tren transaksi digital yang terus melonjak di Indonesia, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) semakin agresif memperluas layanan digitalnya. Melalui kerja sama dengan tujuh mitra strategis, BNI meluncurkan “BNI Ekosistem” yang mencakup sektor pendidikan, kesehatan, dan kawasan industri. Inisiatif ini sejalan dengan proyeksi OJK bahwa nilai transaksi ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$220-US360 miliar pada 2030.
Poin utama:
- Data Bank Indonesia menunjukkan transaksi perbankan digital tumbuh 34,43% year-on-year (yoy) pada Q3 2024, sementara transaksi digital banking BNI melonjak 40,9% dengan nilai mencapai Rp1.104 triliun.
- BNI menggandeng tujuh mitra strategis untuk membangun ekosistem digital di tiga sektor utama: Campus Financial Ecosystem (pendidikan), Smart Healthcare (kesehatan), dan Smart Tenant (kawasan industri).
- Kerja sama ini bertujuan mempercepat digitalisasi di berbagai sektor guna meningkatkan efisiensi, memperluas akses layanan, serta memperkuat sinergi dengan industri terkait.
Digitalisasi perbankan di Indonesia terus menunjukkan tren positif, dengan lonjakan transaksi digital yang semakin pesat. Menyikapi hal ini, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memperkuat posisinya melalui “BNI Ekosistem”, sebuah solusi digital terintegrasi yang mencakup sektor pendidikan, kesehatan, dan kawasan industri. Langkah strategis ini dilakukan melalui kerja sama dengan tujuh mitra utama guna mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang lebih inklusif.
Direktur Digital and Integrated Transaction Banking BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, mengungkapkan bahwa tren transaksi digital di Indonesia harus disikapi sebagai peluang besar bagi industri perbankan.
“BNI tentunya ingin menjadi bagian penting dari pertumbuhan transaksi digital yang sedang terjadi. Kami terus berinovasi untuk menghadirkan layanan digital yang lebih komprehensif dan berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta.
Optimisme terhadap transaksi digital didukung oleh data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$220 hingga US$360 miliar pada 2030. Proyeksi ini sejalan dengan laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2023, yang menunjukkan semakin meningkatnya daya saing digital di Indonesia.
Bank Indonesia juga mencatat adanya pertumbuhan signifikan dalam transaksi digital banking, dengan kenaikan 34,43% yoy pada Q3 2024, mencapai 5,67 miliar transaksi. BNI sendiri mencatat lonjakan transaksi digital banking hingga 40,9% pada periode yang sama, dengan total transaksi mencapai 1,04 miliar dan nilai transaksi sebesar Rp1.104 triliun, naik 26,2% dibanding tahun sebelumnya.
BNI Ekosistem, solusi digital berkelanjutan
Melalui BNI Ekosistem, bank pelat merah ini menawarkan layanan digital end-to-end bagi para nasabah di tiga sektor utama:
- Campus Financial Ecosystem (CFEST): Solusi keuangan digital untuk universitas dan lembaga pendidikan, bekerja sama dengan PT Indoglobal Nusa Persada (Pintro), PT Teknologi Kartu Indonesia (TKI), dan PT Rizki Tujuhbelas Kelola (R17).
- Smart Healthcare: Digitalisasi layanan kesehatan melalui kerja sama dengan PT Jasa Medika Transmedic (Jasamedika Transmedic) dan PT Jejaring Tiga Artha (ZiCare), yang memungkinkan efisiensi operasional rumah sakit serta kemudahan akses layanan bagi pasien.
- Smart Tenant: Integrasi layanan digital di kawasan industri, bekerja sama dengan PT Krakatau Information Technology (KIT) dan PT Realta Chakra Dharma (Realta), untuk mengoptimalkan sistem manajemen kawasan industri dan pergudangan.
Menurut Paolo, sinergi ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi transformasi digital yang semakin masif. “Kami optimistis bahwa kehadiran BNI Ekosistem dapat memberikan solusi perbankan yang lebih terintegrasi, membantu nasabah meningkatkan efisiensi, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital di berbagai sektor,” tambahnya.
Para mitra yang tergabung dalam BNI Ekosistem menyambut baik kerja sama ini. Direktur Utama PT Indoglobal Nusa Persada (Pintro), Syarif Hidayat, menilai kolaborasi ini berpotensi mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan. “Kami berharap dapat memainkan peran signifikan dalam menciptakan ekosistem pendidikan digital yang berkelanjutan di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Chief Business Development Officer PT Jasa Medika Transmedic, Theogratia Dinovan, menegaskan bahwa kerja sama dengan BNI akan meningkatkan kualitas layanan kesehatan berbasis digital. “Kami ingin menyediakan solusi kesehatan terintegrasi yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja, dengan dukungan penuh dari BNI,” ujarnya.
Direktur Utama PT Krakatau Information Technology (KIT), Budi Tjandra Negara, juga mengapresiasi inisiatif BNI dalam membangun ekosistem digital di kawasan industri. “Kolaborasi ini memungkinkan kami mengintegrasikan seluruh layanan berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi operasional di sektor industri dan pergudangan,” ungkapnya.
Langkah BNI dalam membangun ekosistem digital mencerminkan upaya nyata industri perbankan dalam mengadaptasi teknologi guna menjawab kebutuhan pasar yang terus berkembang. Dengan target ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan terus tumbuh hingga 2030, BNI berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin dalam inovasi perbankan digital. ■