
PT Bank J Trust Indonesia Tbk (BCIC) mencatat penurunan laba menjadi hanya Rp 2,83 miliar pada 2024 akibat kenaikan beban bunga dan pajak penghasilan. Namun, bank tetap menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,96% dan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,9%. Kenaikan suku bunga menjadi tantangan utama bagi bank, tetapi ekspansi intermediasi tetap berjalan seiring meningkatnya penyaluran kredit dan penghimpunan dana.
Poin utama:
- Laba bersih J Trust Bank turun menjadi Rp2,83 miliar akibat kenaikan beban bunga hingga 29,19%, mencapai Rp2,22 triliun.
- Kredit yang disalurkan meningkat 10,96% menjadi Rp26,33 triliun, menunjukkan kepercayaan bank dalam pertumbuhan ekonomi.
- Dana Pihak Ketiga naik 5,9% menjadi Rp 33,89 triliun, mendukung likuiditas dan ekspansi kredit.
PT Bank J Trust Indonesia Tbk (BCIC) mencatat koreksi laba bersih pada 2024 menjadi Rp 2,83 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya alias terkoreksi tajam 89,85% dari Rp27,9 miliar di tahun sebelumnya. Koreksi ini dipicu oleh kenaikan beban bunga akibat tingginya suku bunga acuan serta meningkatnya beban pajak penghasilan. Namun, di sisi lain, bank ini tetap agresif menyalurkan kredit yang tumbuh hampir 11% serta berhasil meningkatkan penghimpunan dana dari masyarakat.
Berdasarkan laporan keuangan J Trust Bank, beban bunga meningkat signifikan hingga 29,19% menjadi Rp2,22 triliun, menggerus pendapatan bunga bersih yang turun sekitar Rp 2,93 miliar. Kenaikan beban bunga ini tidak terlepas dari kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan sepanjang 2024, yang berdampak pada biaya dana yang harus ditanggung oleh perbankan.
Selain itu, beban operasional juga mengalami kenaikan menjadi Rp1,12 triliun dari Rp1,04 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara itu, pajak penghasilan yang harus ditanggung bank mencapai Rp103,64 miliar, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya saat bank masih mendapatkan manfaat pajak sebesar Rp6,09 miliar.
Meskipun menghadapi tekanan pada laba, J Trust Bank tetap menunjukkan kinerja intermediasi yang kuat. Sepanjang 2024, bank ini mampu menyalurkan kredit sebesar Rp26,33 triliun, meningkat 10,96% dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp23,73 triliun. Peningkatan ini mencerminkan optimisme bank dalam ekspansi bisnis dan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas likuiditas bank. DPK J Trust Bank naik 5,9% menjadi Rp33,89 triliun dari sebelumnya Rp 32 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tetap tinggi meskipun suku bunga simpanan mengalami fluktuasi.
Kinerja ekspansif ini sejalan dengan strategi J Trust Bank yang terus memperluas basis nasabah dan meningkatkan efisiensi operasional. Dalam beberapa tahun terakhir, bank ini telah memperkuat sektor retail dan UKM, yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan kredit. Selain itu, bank juga aktif membuka kantor cabang baru untuk memperluas jangkauan layanan.
Dalam menghadapi tantangan suku bunga tinggi, J Trust Bank perlu terus beradaptasi dengan strategi efisiensi operasional dan pengelolaan risiko yang lebih ketat. Meskipun laba tertekan, pertumbuhan intermediasi yang solid menjadi sinyal positif bagi masa depan bank ini di tengah dinamika industri perbankan Indonesia. ■