
Setelah lima tahun menjalani transformasi besar-besaran, PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) akhirnya berhasil melewati fase tersulit dalam perjalanannya. Dengan dukungan penuh dari KB Financial Group (KBFG) Korea Selatan, bank ini mencatat peningkatan signifikan dalam permodalan, kualitas aset, dan efisiensi operasional.
Modernisasi sistem perbankan berbasis teknologi terbaru semakin memperkuat posisinya di industri keuangan nasional. Kini, KB Bank optimistis mencatatkan laba bersih pada 2025 dan bersiap menghadapi tantangan industri dengan pendekatan yang lebih inovatif.
Poin utama:
- KB Bank berhasil meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) dari 12% menjadi 16%, menekan rasio kredit bermasalah (LAR) dari 65% ke 23%, dan memperbaiki rasio kecukupan likuiditas (LCR) dari 90% menjadi 147%.
- Pendapatan bunga bersih (NII) melonjak dari Rp400 miliar menjadi lebih dari Rp900 miliar, sementara margin bunga bersih (NIM) naik dari 0,6% menjadi 1,3%-1,4%.
- KB Bank mengadopsi Next Generation Banking System (NGBS) untuk meningkatkan efisiensi operasional, keamanan, dan pengalaman nasabah, dengan target implementasi penuh pada kuartal II-2025.
Setelah melewati periode penuh tantangan, PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) kini memasuki fase pertumbuhan berkelanjutan. Transformasi menyeluruh yang dijalankan sejak 2020 di bawah naungan KB Financial Group (KBFG) asal Korea Selatan mulai membuahkan hasil.
Berbagai indikator keuangan menunjukkan perbaikan signifikan, menandai kebangkitan KB Bank sebagai pemain yang semakin kompetitif di industri perbankan nasional.
Sebelum transformasi dimulai, KB Bank menghadapi berbagai tantangan keuangan, mulai dari rasio kecukupan modal (CAR) yang hanya 12% hingga rasio kredit bermasalah (LAR) yang menyentuh 65%. Namun, berkat strategi restrukturisasi yang agresif, KB Bank berhasil meningkatkan CAR menjadi 16%, memberikan ruang lebih besar untuk ekspansi bisnis.
Tak hanya itu, rasio LAR yang semula berada di level kritis berhasil ditekan hingga 23%, mencerminkan perbaikan kualitas aset yang signifikan. Rasio kecukupan likuiditas (LCR) juga melonjak dari 90% pada 2020 menjadi 147%, jauh melampaui standar regulasi yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Transformasi ini bukan perjalanan yang mudah. Namun, dengan dukungan penuh dari pemegang saham, nasabah, serta dedikasi karyawan, kami berhasil melewati fase tersulit dan kini siap meraih pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee, Senin (17/2).
Selain memperbaiki fundamental keuangan, KB Bank juga mencatat lonjakan signifikan dalam kinerja bisnisnya. Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) meningkat lebih dari dua kali lipat, dari sekitar Rp400 miliar sebelum transformasi menjadi lebih dari Rp900 miliar pada akhir 2024.
Peningkatan ini turut mendorong kenaikan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) dari 0,6% menjadi 1,3%-1,4%, berkat optimalisasi manajemen risiko dan perbaikan kualitas aset.
Sebagai bagian dari strategi mitigasi risiko, KB Bank menerapkan sistem persetujuan kredit terpusat. Langkah ini tidak hanya mempercepat proses pengambilan keputusan, tetapi juga memastikan kepatuhan terhadap standar manajemen risiko yang lebih ketat.
Perbankan berbasis teknologi canggih
Tak hanya fokus pada stabilitas keuangan, KB Bank juga berinvestasi besar dalam teknologi untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Bank ini tengah dalam tahap akhir pengujian sistem perbankan inti terbaru, Next Generation Banking System (NGBS), yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi operasional, keamanan transaksi, serta kenyamanan dalam pengelolaan layanan perbankan.
Dengan sistem ini, transaksi akan diproses lebih cepat, keamanan data lebih terjamin, dan berbagai layanan baru dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah di era digital. Implementasi penuh NGBS ditargetkan pada kuartal II-2025.
Dengan fondasi keuangan yang lebih solid, adopsi teknologi yang lebih maju, serta strategi bisnis yang semakin matang, KB Bank optimistis mencetak laba bersih pada 2025. Bank ini juga berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menghadapi dinamika industri perbankan yang semakin kompetitif.
“Lima tahun terakhir adalah masa yang penuh tantangan, tetapi juga penuh pembelajaran. Kami kini berada dalam posisi yang lebih kuat untuk menghadapi masa depan,” tambah Tom Lee.
Dalam menghadapi tantangan industri perbankan yang semakin kompleks, KB Bank siap mengadopsi pendekatan yang lebih inovatif dan tangguh. Perjalanan transformasi ini menjadi bukti bahwa dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, sebuah bank dapat bangkit dari keterpurukan dan kembali bersaing di pasar yang semakin dinamis. ■