Daftar negara pemilik dana abadi terbesar di dunia, Indonesia masuk 10 besar!

- 16 Februari 2025 - 10:32

Sovereign wealth funds (SWF) atau dana abadi adalah instrumen finansial yang memungkinkan negara mengelola kekayaannya secara strategis. Norwegia, China, dan Uni Emirat Arab menguasai daftar dana abadi terbesar di dunia, dengan aset mencapai triliunan dolar. Indonesia mulai masuk dalam kompetisi global dengan dana abadi senilai US$600 miliar. Ke depan, dana-dana ini diprediksi akan memainkan peran kunci dalam ekonomi dan geopolitik dunia.


Poin utama:

  1. Norway Government Pension Fund Global menjadi dana abadi terbesar di dunia dengan aset US$1,74 triliun, didukung oleh pendapatan minyak dan gas.
  2. China memiliki dua dana abadi utama dengan total aset gabungan US$2,42 triliun, digunakan untuk proyek global seperti Belt and Road Initiative.
  3. Dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang memiliki aset US$600 miliar, Indonesia kini melampaui Qatar dan Hong Kong dalam daftar dana abadi terbesar.

Dana abadi atau sovereign wealth fund (SWF) adalah alat finansial yang memungkinkan negara mengelola kelebihan kekayaan mereka untuk investasi jangka panjang. Dana ini umumnya berasal dari surplus anggaran, pendapatan minyak dan gas, atau cadangan devisa. SWF digunakan untuk stabilisasi ekonomi, investasi strategis, hingga ekspansi geopolitik melalui kepemilikan aset global.

Menurut laporan terbaru dari Sovereign Wealth Fund Institute (SWFI), beberapa negara memiliki dana abadi bernilai triliunan dolar, yang digunakan untuk memperkuat ekonomi dan mempengaruhi pasar global.

Norwegia memiliki dana abadi terbesar di dunia melalui Norway Government Pension Fund Global, yang kini mencapai US$1,74 triliun. Dana ini berasal dari pendapatan minyak dan gas di Laut Utara, yang sejak 1990-an disisihkan untuk investasi global. Saat ini, sekitar 10% PDB Norwegia bersumber dari dana ini. Pemerintah Norwegia mengelola investasinya dengan ketat, menghindari sektor yang dinilai merusak lingkungan atau melanggar hak asasi manusia.

China memiliki dua dana abadi terbesar di dunia, yakni China Investment Corporation (US$1,33 triliun) dan SAFE Investment Company (US$1,09 triliun). Kedua dana ini berperan penting dalam membiayai proyek-proyek strategis global, termasuk Belt and Road Initiative (BRI), serta memperkuat investasi di sektor teknologi, energi, dan properti.

Di Timur Tengah, Abu Dhabi Investment Authority dari Uni Emirat Arab memiliki dana sebesar US$1,05 triliun yang berasal dari kekayaan minyak negara dan diinvestasikan ke berbagai sektor global, termasuk properti, infrastruktur, dan teknologi. Sementara itu, Kuwait Investment Authority dengan total aset US$1,02 triliun merupakan salah satu dana abadi tertua di dunia dan berperan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi Kuwait melalui investasi global.

Arab Saudi mengelola Public Investment Fund (PIF) yang kini bernilai US$925 miliar dan ditargetkan meningkat hingga US$2 triliun pada 2030. Dana ini digunakan untuk mendukung diversifikasi ekonomi Saudi melalui proyek Visi 2030, dengan investasi besar di sektor teknologi, pariwisata, dan olahraga, termasuk akuisisi klub-klub sepak bola besar di Eropa.

Singapura memiliki GIC Private Limited dengan aset senilai US$800 miliar, yang difokuskan pada investasi jangka panjang dalam berbagai sektor di seluruh dunia.

Indonesia juga mulai masuk dalam kompetisi global dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang kini memiliki aset sebesar US$600 miliar. Dana ini bertujuan mempercepat pembangunan infrastruktur dan investasi strategis di sektor energi, transportasi, serta industri manufaktur.

Presiden Prabowo Subianto memastikan (BPI Danantara akan resmi diluncurkan pada 24 Februari 2025. Dengan dana kelolaan mencapai US$900 miliar (Rp14.715 triliun), entitas ini akan menjadi sovereign wealth fund terbesar Indonesia, berinvestasi di sektor strategis seperti energi terbarukan, manufaktur, dan pangan. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8% melalui proyek-proyek bernilai miliaran dolar yang dikelola oleh Danantara.

Qatar melalui Qatar Investment Authority mengelola dana sebesar US$526 miliar yang berasal dari ekspor gas alam, dan digunakan untuk investasi global di berbagai sektor, termasuk properti dan keuangan. Hong Kong dengan Hong Kong Monetary Authority Investment Portfolio mengelola aset senilai US$514 miliar yang bertujuan menjaga stabilitas ekonomi dan mata uang Hong Kong melalui berbagai investasi global.

Sovereign wealth funds tidak hanya alat investasi, tetapi juga instrumen geopolitik dan ekonomi global. Dengan total nilai aset mencapai triliunan dolar, SWF memainkan peran besar dalam stabilisasi ekonomi global, investasi strategis, hingga ekspansi pengaruh politik di berbagai belahan dunia.

Ke depan, negara-negara yang mampu mengelola SWF dengan cerdas akan memiliki keunggulan ekonomi lebih baik dan daya saing yang lebih kuat di pasar global. Siapa yang akan mendominasi investasi dunia dalam 10 tahun ke depan? Waktu yang akan menjawab. ■

Comments are closed.