
BTN Syariah merayakan 20 tahun perjalanannya dengan pencapaian luar biasa di sektor perumahan berbasis syariah. Menguasai 28% pangsa pasar nasional dan 90% pembiayaan subsidi syariah, BTN Syariah kini bersiap memasuki era baru sebagai Bank Umum Syariah (BUS) pada 2025. Transformasi ini akan memperluas cakupan layanan keuangan syariah ke berbagai sektor, termasuk ekosistem halal, dengan dukungan digitalisasi dan ekspansi jaringan.
Poin utama:
- BTN Syariah menguasai 28% pangsa pasar nasional dan 90% segmen subsidi syariah, dengan pertumbuhan aset mencapai Rp61 triliun per 2024.
- Spin-off BTN Syariah ditargetkan rampung sebelum akhir 2025 untuk memperluas cakupan layanan, termasuk pembiayaan emas, umrah, haji plus, serta UMKM dan korporasi.
- BTN Syariah memperkuat layanan digital, termasuk Super Apps Mobile Banking dan integrasi dalam ekosistem KPR digital syariah.
BTN Syariah, unit usaha syariah dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), menandai perjalanan dua dekadenya dengan pencapaian luar biasa di sektor pembiayaan perumahan berbasis syariah. Dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-20 pada 14 Februari 2025, BTN Syariah mengumumkan langkah strategis menuju bank umum syariah (BUS) yang ditargetkan rampung sebelum akhir tahun 2025.
Transformasi ini menjadi tonggak penting dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Dengan menguasai 28% pangsa pasar nasional untuk pembiayaan perumahan berbasis syariah dan mendominasi 90% pembiayaan subsidi syariah, BTN Syariah telah menunjukkan peran krusialnya dalam mendukung akses kepemilikan rumah yang terjangkau bagi masyarakat.
“Selama 20 tahun, BTN Syariah telah menjadi salah satu engine pertumbuhan bagi BTN dengan fokus melayani masyarakat yang membutuhkan pembiayaan rumah berbasis syariah. Kini saatnya BTN Syariah naik ke level berikutnya dengan menjadi bank umum syariah,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu pada perayaan ulang tahun BTN Syariah ke-20 di Jakarta, Jumat (14/2).
Sejak didirikan, BTN Syariah mengalami pertumbuhan bisnis yang pesat. Pada 2009, total asetnya hanya Rp2,25 triliun, namun per akhir 2024 telah mencapai Rp61 triliun, dengan pertumbuhan rata-rata 22,83% per tahun. Pembiayaan yang disalurkan juga meningkat dari Rp1,99 triliun pada 2009 menjadi Rp44 triliun pada 2024, dengan CAGR sebesar 21,31%.
Perolehan dana pihak ketiga (DPK) juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, dari Rp1,44 triliun pada 2009 menjadi Rp50 triliun di akhir 2024, dengan pertumbuhan rata-rata 24,72% per tahun.
BTN Syariah juga mencatatkan profitabilitas yang konsisten dengan laba bersih mencapai Rp911,42 miliar pada 2024, naik dari Rp31,72 miliar pada 2009 dengan CAGR sebesar 23,35%. Dengan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) yang stabil di bawah 3% atau tepatnya 2,87% pada akhir 2024, BTN Syariah membuktikan pengelolaan keuangan yang sehat dan prudent.
Sejak 2010, BTN Syariah telah meluncurkan berbagai produk inovatif, termasuk KPR Sejahtera BTN iB, KPR Subsidi Selisih Margin BTN iB, dan KPR BP2BT BTN iB untuk memperluas akses pembiayaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Sebagai mitra strategis pemerintah, BTN Syariah juga menjadi bagian dari program Satu Juta Rumah pada era pemerintahan Joko Widodo, dan kini berlanjut ke Program Tiga Juta Rumah per Tahun di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. BTN Syariah berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan perumahan berbasis syariah dengan akad Musyarakah Mutanaqisah, Murabahah, dan Istishna.
Untuk meningkatkan layanan, BTN Syariah terus bertransformasi melalui digitalisasi, termasuk integrasi dalam ekosistem KPR digital syariah dan pengembangan Super Apps Mobile Banking BTN Syariah yang akan diluncurkan pada 2025.
Spin-off dan ekspansi ke ekosistem halal
BTN Syariah kini bersiap memasuki babak baru sebagai bank umum syariah melalui proses spin-off, yang akan membuka peluang ekspansi lebih luas. Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar, menegaskan bahwa perubahan status ini akan meningkatkan kapasitas bisnis BTN Syariah, tidak hanya di sektor perumahan tetapi juga dalam ekosistem halal.
“Sebagai bank umum syariah, kami akan memperluas layanan ke segmen Pembiayaan Emas, Umrah dan Haji Plus, Pembiayaan Korporasi dan UMKM, serta memperluas segmentasi nasabah prioritas. Kami yakin langkah ini akan meningkatkan kualitas layanan keuangan syariah kepada masyarakat,” ujar Hirwandi.
Dalam strategi pendanaan, BTN Syariah akan memperkuat engagement dengan komunitas Muslim untuk menghimpun DPK berbiaya rendah (current account saving account/CASA), yang akan menjadi amunisi ekspansi pembiayaan dengan margin lebih kompetitif.
Komitmen BTN Syariah juga mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak. Pada 2024, BTN Syariah meraih penghargaan dari BP Tapera sebagai Bank Penyalur Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan Kontribusi Penyaluran Tertinggi Tahun 2024. Selain itu, BTN Syariah juga menerima penghargaan dari BPKH Annual Meeting and Banking Award 2024 serta Indonesia Best Domestic Islamic Bank dalam Euromoney Islamic Finance Award 2024.
Sebagai bagian dari BTN Group, BTN Syariah juga terlibat dalam sekuritisasi aset KPR dan penerbitan sukuk jangka panjang BTN Tapera untuk memperkuat pendanaan jangka panjangnya.
“BTN Syariah terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan literasi terkait layanan keuangan syariah, memperluas ekosistem halal, dan memperkuat digitalisasi untuk mendukung kepemilikan hunian yang layak dan terjangkau bagi lebih banyak masyarakat,” pungkas Hirwandi. ■