Sinyal regenerasi, Hendra Lembong diusulkan gantikan Jahja Setiaatmadja jadi bos baru BCA

- 13 Februari 2025 - 10:05

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengumumkan rencana pergantian jajaran direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 12 Maret 2025. Jahja Setiaatmadja, yang telah menjabat sebagai Presiden Direktur sejak 2011, akan diusulkan menjadi Presiden Komisaris. Posisinya akan digantikan oleh Gregory Hendra Lembong, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur. Perombakan ini menjadi bagian dari strategi regenerasi kepemimpinan di bank swasta terbesar di Indonesia.


Poin utama:

  1. Jahja Setiaatmadja akan menjadi Presiden Komisaris, sementara Gregory Hendra Lembong diusulkan sebagai Presiden Direktur.
  2. BCA melakukan perombakan direksi sebagai langkah strategis dalam menghadapi tantangan industri perbankan digital.
  3. Pergantian ini akan efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bersiap melakukan perubahan besar dalam struktur kepemimpinannya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 12 Maret 2025, BCA mengajukan pergantian jajaran direksi dan komisaris sebagai bagian dari strategi regenerasi kepemimpinan di bank swasta terbesar di Indonesia.

Jahja Setiaatmadja, yang telah memimpin BCA selama lebih dari satu dekade sejak 2011, akan diusulkan menjadi Presiden Komisaris menggantikan Djohan Emir Setijoso. Posisi Presiden Direktur yang ditinggalkannya akan diberikan kepada Gregory Hendra Lembong, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur.

Pergantian ini menandai era baru bagi BCA, yang dalam beberapa tahun terakhir menghadapi persaingan ketat di sektor perbankan digital. “Pergantian kepemimpinan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang BCA dalam menjaga pertumbuhan dan menghadapi tantangan industri ke depan,” ujar Corporate Secretary BCA, Raymon Yonarto, dalam pengumuman resmi.

Selain pergantian pucuk pimpinan, RUPST juga akan mengusulkan pengangkatan John Kosasih sebagai Wakil Presiden Direktur serta Hendra Tanumihardja sebagai Direktur. Semua keputusan ini masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum resmi berlaku.

Regenerasi di tengah kompetisi digital

Langkah pergantian ini sejalan dengan tren di industri perbankan yang semakin mengandalkan teknologi digital. Di bawah kepemimpinan Jahja Setiaatmadja, BCA telah sukses memperkuat layanan digitalnya, termasuk pengembangan mobile banking dan sistem transaksi tanpa kartu yang semakin populer di kalangan nasabah.

Gregory Hendra Lembong, calon Presiden Direktur, bukan orang baru di industri ini. Dengan pengalaman panjang di sektor perbankan, ia dianggap memiliki kapabilitas untuk membawa BCA ke level berikutnya, terutama dalam menghadapi persaingan dari bank digital dan fintech yang kian agresif.

Menurut laporan keuangan terbaru, BCA mencatat pertumbuhan laba bersih yang solid, dengan total aset yang terus meningkat. Keberhasilan ini tak lepas dari strategi digitalisasi dan inovasi produk yang diterapkan selama kepemimpinan Jahja. Dengan regenerasi ini, BCA diharapkan tetap menjadi pemimpin di industri perbankan Indonesia.

Menanti persetujuan OJK

Meskipun telah diumumkan, pergantian kepemimpinan ini masih harus melalui proses persetujuan OJK. Regulasi yang ketat dalam industri perbankan mewajibkan setiap perubahan struktur direksi dan komisaris mendapat verifikasi dan izin dari regulator.

Jika disetujui, transisi ini akan menjadi salah satu perombakan kepemimpinan terbesar di industri perbankan Indonesia tahun ini. Dengan posisi barunya sebagai Presiden Komisaris, Jahja diperkirakan tetap memainkan peran strategis dalam mengawal kebijakan dan arah bisnis BCA ke depan.

Bagi nasabah dan pemegang saham, perubahan ini diharapkan semakin memperkuat posisi BCA dalam menghadapi era digitalisasi keuangan yang terus berkembang. ■

Comments are closed.