
Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 kembali membuktikan daya tarik Indonesia di mata investor global. Dengan menghadirkan 700 investor dengan total aset kelolaan mencapai US$ 18,65 triliun, forum ini menjadi ajang strategis untuk mendorong investasi domestik dan asing. Dihadiri oleh para pemimpin bisnis dan pejabat tinggi negara, MIF 2025 menyoroti berbagai peluang investasi di sektor ketahanan pangan, energi, dan perumahan yang sejalan dengan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Poin utama:
- MIF 2025 menarik 700 investor dari berbagai negara dengan total aset kelolaan meningkat 33% dibanding tahun sebelumnya.
- Acara ini melibatkan kementerian terkait dan menteri-menteri kabinet untuk memperkuat ekosistem investasi di Indonesia.
- Diskusi utama berpusat pada ketahanan pangan, energi, dan perumahan sebagai sektor unggulan investasi.
Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 kembali mencetak rekor dengan menghadirkan 700 investor dari berbagai belahan dunia. Digelar pada 10-14 Februari di Fairmont Hotel Jakarta, forum ini mengelola dana investasi senilai US$18,65 triliun—meningkat 33% dari tahun sebelumnya yang hanya US$14 triliun.
Dengan tema “Nourishing Future Growth”, MIF 2025 menjadi ajang utama bagi para investor untuk menjajaki peluang bisnis di Indonesia. Forum ini diikuti lebih dari 23.000 peserta, termasuk pemimpin perusahaan, analis ekonomi, dan pejabat pemerintahan yang membahas strategi pertumbuhan ekonomi nasional.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa 40% dari total peserta merupakan investor asing yang berasal dari Hongkong, Singapura, Malaysia, Thailand, Inggris, Jerman, Norwegia, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.
“Investor asing yang hadir di forum ini mengelola dana investasi sebesar US$ 18,65 triliun. Ini mencerminkan kepercayaan global terhadap stabilitas ekonomi Indonesia,” kata Darmawan, Selasa (11/2).
Antusiasme investor di MIF 2025 tak lepas dari peran aktif pemerintah. Forum ini merupakan hasil koordinasi dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Kementerian Luar Negeri, serta kantor cabang luar negeri Bank Mandiri di Singapura, Hongkong, Tiongkok, Cayman Island, Malaysia, dan Inggris.
Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, serta Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Maruarar Sirait turut hadir untuk memberikan gambaran tentang kebijakan investasi Indonesia.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai bahwa meski ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian, Indonesia tetap menjadi destinasi investasi yang prospektif.
“Kami yakin bahwa Indonesia terus menawarkan peluang bagi investor asing. Ini adalah momentum yang tepat untuk memperkuat investasi jangka panjang,” ujarnya.
Energi, pangan, dan perumahan
Selain diskusi panel dan presentasi makroekonomi, MIF 2025 juga menghadirkan rangkaian kegiatan strategis, termasuk business matching session bertajuk “Energizing Private Sectors”. Sesi ini dirancang untuk mempertemukan investor dengan perusahaan lokal, baik dari sektor swasta maupun BUMN.
Direktur Treasury and International Bank Mandiri, Eka Fitria, menuturkan bahwa forum ini memberi ruang bagi para investor untuk mengeksplorasi berbagai peluang bisnis serta menyelesaikan hambatan regulasi di lapangan.
“Kami ingin memastikan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia tidak hanya besar, tetapi juga berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, menambahkan bahwa MIF 2025 menjadi forum strategis dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Kami mengarahkan investasi ke sektor-sektor prioritas seperti ketahanan pangan, energi, dan perumahan, yang sejalan dengan program pemerintahan baru,” ujarnya.
Dengan pencapaian yang luar biasa ini, Mandiri Investment Forum semakin memperkuat posisinya sebagai forum investasi paling berpengaruh di Indonesia. Ke depan, ajang ini diharapkan mampu menarik lebih banyak modal asing dan memperkuat ekosistem investasi nasional. ■