BNI percepat pembiayaan hijau untuk dukung ekonomi berkelanjutan

- 7 Februari 2025 - 16:55

BNI memperkuat komitmennya dalam pembiayaan berkelanjutan dengan meningkatkan alokasi dana untuk proyek-proyek berbasis prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance). Hingga Desember 2024, BNI menargetkan outstanding kredit berkelanjutan mencapai Rp199,67 triliun.

Fokus utama pembiayaan meliputi energi terbarukan, pengelolaan sumber daya alam, dan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sejalan dengan target pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.


Poin utama:

  1. Per Desember 2024, BNI mencatat kenaikan pembiayaan hijau sebesar 5,2% menjadi Rp190,5 triliun, dengan target akhir tahun mencapai Rp199,67 triliun.
  2. Dana ESG BNI disalurkan untuk energi terbarukan (Rp13 triliun), pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan (Rp32,4 triliun), dan UMKM (Rp117 triliun).
  3. BNI berkomitmen mencapai NZE pada 2028 untuk operasional internal dan pada 2060 untuk seluruh pembiayaan, sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus mempercepat ekspansi pembiayaan berbasis keberlanjutan. Dengan semakin meningkatnya urgensi perubahan iklim dan kebijakan transisi energi, bank pelat merah ini mengarahkan lebih banyak dana untuk mendukung proyek-proyek hijau melalui skema sustainability-linked loan dan green loan.

Sekretaris Perusahaan BNI, Okki Rushartomo, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk nyata komitmen BNI terhadap keberlanjutan, baik dalam mendukung program pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) maupun penguatan ekosistem ekonomi hijau di Indonesia.

“Besarnya pembiayaan ESG di BNI membuktikan keseriusan kami dalam mendukung target pemerintah menuju net zero emission maupun program-program prioritas lainnya,” kata Okki dalam keterangannya, Jumat (7/2).

Hingga Desember 2024, total pembiayaan berkelanjutan BNI mencapai Rp190,5 triliun, tumbuh 5,2% dibandingkan tahun sebelumnya. BNI menargetkan angka ini terus meningkat hingga menyentuh Rp199,67 triliun pada akhir tahun.

Energi terbarukan dan UMKM

Salah satu sektor utama yang menjadi fokus pembiayaan hijau BNI adalah energi terbarukan. Pada 2024, BNI telah menyalurkan Rp13 triliun untuk mendukung pengembangan energi bersih. Sementara itu, dana sebesar Rp25,1 triliun dialokasikan untuk proyek air berkelanjutan dan manajemen limbah.

Tak hanya itu, BNI juga menempatkan UMKM dalam prioritas pembiayaan berkelanjutan. Dari total dana ESG yang disalurkan pada 2024, sebesar Rp117 triliun diberikan untuk mendukung usaha kecil dan pemberdayaan sosial. Langkah ini selaras dengan upaya bank dalam mendorong inklusi keuangan dan ekonomi yang lebih ramah lingkungan.

BNI juga mengucurkan dana Rp32,4 triliun untuk sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan pemanfaatan lahan secara berkelanjutan. Adapun Rp2,9 triliun dialokasikan untuk proyek-proyek pengurangan polusi.

Sebagai bagian dari strategi keberlanjutannya, BNI menargetkan operasional internalnya mencapai Net Zero Emission pada 2028. Sementara untuk keseluruhan portofolio pembiayaan, target NZE dipatok pada 2060, selaras dengan kebijakan transisi energi nasional.

“Green ekonomi merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI, dan kami berupaya untuk berkontribusi dalam pembiayaan proyek-proyek hijau guna mewujudkan Indonesia yang lebih berwawasan lingkungan di masa depan,” ujar Okki.

BNI juga memperketat standar pembiayaan berkelanjutan dengan menerapkan Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sesuai regulasi yang berlaku. Debitur yang ingin memperoleh pendanaan dalam kategori ini harus memenuhi persyaratan tertentu, termasuk memiliki sertifikasi dan validasi yang relevan dengan standar ESG.

Dengan berbagai langkah ini, BNI menegaskan posisinya sebagai salah satu pionir keuangan berkelanjutan di Indonesia. Ke depan, perbankan hijau diprediksi akan semakin menjadi faktor utama dalam membangun ekosistem ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan inklusif. ■

Comments are closed.