
Bank Mandiri mencatat laba bersih Rp 55,78 triliun sepanjang 2024, tumbuh 1,31% dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja ini didorong oleh pertumbuhan kredit 20,7% yang jauh melampaui industri perbankan. Namun, tekanan dari kenaikan beban bunga tetap menjadi tantangan bagi bank pelat merah ini.
Poin utama:
- Bank Mandiri mencatat laba Rp55,78 triliun, tumbuh 1,31% secara tahunan meski menghadapi kenaikan beban bunga.
- Kredit tumbuh 20,7%, jauh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya 10,4%.
- Net Interest Income (NII) tumbuh 6,12% menjadi Rp101,76 triliun, namun beban bunga melonjak 35% menjadi Rp49,48 triliun.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) membukukan laba bersih Rp 55,78 triliun sepanjang 2024. Angka ini tumbuh tipis 1,31% dibandingkan capaian 2023 sebesar Rp 55,06 triliun. Kinerja positif ini ditopang oleh ekspansi kredit yang agresif, meski beban bunga yang meningkat tetap menjadi tantangan.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa strategi ekspansi kredit yang diterapkan Bank Mandiri menunjukkan hasil yang solid.
“Kredit Bank Mandiri tumbuh 20,7% (yoy), jauh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya 10,4%. Pertumbuhan ini menunjukkan komitmen kami dalam mendorong sektor korporasi dan ekosistem bisnis turunannya, termasuk UMKM,” ujar Darmawan, Rabu (5/2)
Kredit yang agresif ini mendorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) sebesar 6,12% menjadi Rp 101,76 triliun. Namun, beban bunga melonjak 35% secara tahunan menjadi Rp 49,48 triliun, yang menyebabkan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) sedikit tergerus dari 5,48% di 2023 menjadi 5,15% di 2024.
Di sisi lain, pendapatan non-bunga Bank Mandiri juga mengalami kenaikan 4,12% menjadi Rp 42,32 triliun. Ini mencerminkan strategi bank dalam diversifikasi pendapatan guna mengurangi ketergantungan pada pendapatan berbasis bunga.
Meskipun tekanan dari kenaikan beban bunga, rasio keuangan Bank Mandiri tetap menunjukkan fundamental yang solid. Return on Equity (ROE) tercatat di level 21,2%, sementara Return on Asset (ROA) berada di angka 2,42% pada akhir 2024. Biaya kredit (Cost of Credit) pun mengalami perbaikan dari 0,85% menjadi 0,79%, menunjukkan peningkatan efisiensi manajemen risiko kredit.
Kinerja Bank Mandiri yang lebih unggul dibandingkan industri perbankan menunjukkan peran strategisnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan ekspansi kredit yang kuat dan diversifikasi pendapatan, bank ini tetap menjadi pemain utama dalam sektor perbankan Indonesia. ■