OCBC NISP catat laba Rp4,9 triliun di 2024, tumbuh 19% di tengah tantangan ekonomi

- 31 Januari 2025 - 18:57

Menutup tahun 2024, PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) kembali mencatat kinerja keuangan yang solid dengan pertumbuhan laba bersih 19% YoY menjadi Rp4,9 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 11% serta penurunan beban cadangan kerugian aset keuangan hingga 87%. Selain itu, OCBC juga memperkuat posisinya dengan akuisisi Bank Commonwealth serta ekspansi pembiayaan hijau dan digitalisasi layanan.


Poin utama:

  1. OCBC mencatat laba bersih Rp4,9 triliun di 2024, didorong oleh peningkatan pendapatan bunga dan efisiensi pengelolaan risiko kredit.
  2. Kredit bruto naik 11% YoY menjadi Rp170,5 triliun, sementara simpanan nasabah meningkat 13% YoY menjadi Rp205,9 triliun.
  3. Transaksi digital melonjak 58% YoY, dengan pertumbuhan kredit berkelanjutan mencapai Rp5,5 triliun atau 17% YoY.

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) mengakhiri tahun 2024 dengan catatan kinerja yang kokoh. Bank ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp4,9 triliun, meningkat 19% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 11% serta penurunan beban cadangan kerugian penurunan nilai aset hingga 87%.

Presiden Direktur OCBC, Parwati Surjaudaja, mengungkapkan bahwa pencapaian ini mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap bank dan daya tahannya dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik.

“Sepanjang tahun 2024, OCBC mencatat kinerja yang tangguh, dengan pertumbuhan laba bersih mencapai dua digit. Hal ini menunjukkan kepercayaan nasabah kepada bank, serta resiliensi dalam menghadapi dinamika ekonomi,” ujar Parwati, Jumat (31/1).

Kinerja OCBC di 2024 tidak hanya ditandai oleh peningkatan laba, tetapi juga ekspansi kredit dan simpanan. Kredit bruto naik 11% YoY menjadi Rp170,5 triliun, sementara simpanan nasabah tumbuh 13% YoY mencapai Rp205,9 triliun. Total aset bank juga meningkat 13% menjadi Rp281 triliun.

Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto stabil di 1,6% dan Loan at Risk menurun 0,4% dibanding tahun sebelumnya. Likuiditas juga dalam kondisi sehat dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 260,6%, jauh di atas ketentuan regulator.

Digitalisasi layanan

Sepanjang 2024, OCBC semakin agresif dalam digitalisasi layanan perbankannya. Jumlah transaksi melalui e-channel meningkat 58% YoY, dengan pengguna aktif internet banking dan aplikasi OCBC Mobile tumbuh 20% YoY. Sementara itu, nasabah korporasi yang menggunakan OCBC Business Mobile naik 30% YoY.

Di sisi pembiayaan berkelanjutan, OCBC mencatat pertumbuhan kredit hijau sebesar Rp5,5 triliun atau 17% YoY. Dari total kredit berkelanjutan, 42,3% dialokasikan untuk proyek terkait keberlanjutan dan energi ramah lingkungan.

Tahun 2024 juga menjadi tonggak penting bagi OCBC dengan keberhasilan akuisisi Bank Commonwealth. Langkah ini semakin memperkuat posisi OCBC di industri perbankan nasional dan memperluas cakupan layanan keuangan bagi nasabah.

Pengakuan atas strategi dan kinerja OCBC juga datang dari berbagai pihak. Bank ini kembali meraih penghargaan “The Bank of the Year – Indonesia” dari majalah The Banker, bagian dari Financial Times Group, untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut.

Menatap 2025, OCBC optimistis untuk terus bertumbuh dengan tetap mengedepankan inovasi, digitalisasi, dan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dinamika ekonomi.

“Dalam menghadapi peluang dan juga tantangan di tahun 2025, OCBC akan terus berinovasi dan beradaptasi demi memberikan layanan terbaik kepada nasabah, baik individu maupun bisnis,” tutup Parwati. ■

Comments are closed.