BTN Syariah siap jadi pesaing utama di industri perbankan syariah nasional

- 30 Januari 2025 - 09:01

BTN Syariah diproyeksikan menjadi kekuatan baru di perbankan syariah Indonesia setelah diubah statusnya menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada 2025. Dengan basis bisnis yang kuat dan keunikan produk, BTN Syariah memimpin pasar KPR syariah dan mencatatkan pertumbuhan pesat, termasuk penggabungan dengan Bank Victoria Syariah. Transformasi ini tidak hanya menguntungkan BTN Syariah, tetapi juga memperkuat persaingan di sektor perbankan syariah yang masih didominasi oleh satu entitas besar.


Poin Utama:

  1. Pertumbuhan aset BTN Syariah: BTN Syariah mencatatkan kenaikan signifikan pada asetnya yang mencapai Rp58 triliun pada kuartal III-2024, tumbuh 19,2% dibandingkan tahun lalu. Proyeksi aset mencapai Rp100 triliun dalam tiga tahun mendatang menjadikan BTN Syariah pemain yang semakin kuat di pasar perbankan syariah.
  2. Akuisisi Bank Victoria Syariah (BVIS): Sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi, BTN Syariah akan mengakuisisi Bank Victoria Syariah (BVIS), yang rencananya akan diintegrasikan dengan BTN Syariah untuk mendukung transformasi menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada 2025.
  3. Fokus pada pembiayaan rumah dan kepercayaan masyarakat: BTN Syariah telah meraih lebih dari 90% pangsa pasar KPR syariah di Indonesia, dengan dukungan terhadap program rumah subsidi melalui akad syariah. Transformasi menjadi BUS diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan memperkuat posisi BTN Syariah di pasar yang luas, dengan kebutuhan besar akan perbankan syariah.

BTN Syariah, unit usaha syariah milik PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk, kini tengah bersiap menjadi pesaing utama di industri perbankan syariah Indonesia. Proses transformasi BTN Syariah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) yang direncanakan selesai pada 2025 akan membuka peluang besar, mengingat laju pertumbuhannya yang pesat dan posisi unik yang tidak dimiliki oleh unit usaha syariah (UUS) lain.

BTN Syariah, dengan aset mencapai Rp58 triliun pada kuartal III-2024, telah menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 19,2% year-on-year (yoy), dan diprediksi akan menembus angka Rp100 triliun dalam waktu tiga tahun.

Menurut Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu, transformasi ini akan semakin memperkuat posisi BTN Syariah di pasar perbankan syariah, khususnya pada pembiayaan rumah berbasis syariah.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, BTN telah mengumumkan rencana akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS), yang akan diintegrasikan dengan BTN Syariah sebagai bagian dari proses spin-off. Proses ini diharapkan akan selesai pada semester II-2025. Dengan status BUS, BTN Syariah diperkirakan akan semakin dipercaya oleh masyarakat, yang selama ini melihat unit usaha syariah masih terkesan “setengah-setengah”.

“Kepercayaan masyarakat pada bank syariah akan lebih tinggi, sehingga dana pihak ketiga (DPK) pun akan meningkat,” kata Nixon, Kamis (30/1).

Dalam hal pembiayaan, BTN Syariah juga turut mendukung program pemerintah “Tiga Juta Rumah” melalui pembiayaan rumah subsidi dengan akad syariah. Menurut Nixon, sekitar 20-25% masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menginginkan pembiayaan rumah berbasis syariah, menjadikannya pasar yang sangat besar dan potensial.

Harapan akan kehadiran bank syariah baru yang besar ini turut didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa dominasi satu entitas di perbankan syariah Indonesia saat ini tidak kondusif untuk persaingan yang sehat.

Oleh karena itu, OJK mendorong konsolidasi, baik melalui spin-off, merger, atau akuisisi. Pendapat serupa juga disampaikan oleh pengamat perbankan, Piter Abdullah, yang menilai bahwa BTN Syariah memiliki kapabilitas untuk melayani lebih banyak segmen masyarakat syariah setelah bertransformasi menjadi BUS.

Dengan potensi pasar yang sangat besar dan langkah strategis yang diambil, BTN Syariah siap untuk menantang dominasi pemain besar lainnya dalam industri perbankan syariah nasional. ■

Comments are closed.