Langkah nyata DBS Foundation dalam memberdayakan masyarakat rentan di Indonesia

- 27 Januari 2025 - 05:24

Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation mengalokasikan pendanaan lebih dari Rp100 miliar untuk memberdayakan kelompok masyarakat rentan di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) selama tiga tahun ke depan. Program ini berfokus pada literasi keuangan, ketahanan pangan, dan pelatihan digital, menggandeng mitra seperti The Asia Foundation, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, dan Dicoding untuk menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan.


Poin Utama:

  1. Pendanaan Rp100 miliar dari DBS Foundation untuk memberdayakan perempuan, petani kecil, penyandang disabilitas, dan kaum muda di wilayah rentan.
  2. Program berbasis keberlanjutan mencakup literasi keuangan, diversifikasi pangan, dan pelatihan teknologi.
  3. Mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia, khususnya di kawasan Indonesia Timur.

Langkah besar diambil oleh DBS Foundation dan mitra-mitranya untuk mengubah kehidupan masyarakat rentan di Indonesia. Dengan dana sebesar SG$9 juta (lebih dari Rp100 miliar), Bank DBS Indonesia mempertegas komitmennya dalam mendukung keberlanjutan sosial dan ekonomi, terutama di wilayah Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kerjasama ini melibatkan The Asia Foundation, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, dan Dicoding, dengan tiga program unggulan: SHE CAN, FEAST, dan Coding Camp. Masing-masing program dirancang untuk mengatasi masalah spesifik di masyarakat, mulai dari literasi keuangan, ketahanan pangan, hingga peningkatan literasi digital.

“Ini langkah besar yang kami nantikan,” ujar Tunggal Pawestri, Executive Director Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial. Ia menggarisbawahi pentingnya diversifikasi pangan di NTT, di mana pola konsumsi sorgum yang tradisional mulai tergeser oleh beras. “Ketahanan pangan di NTT sangat rentan karena kurangnya akses pendanaan dan keterampilan masyarakat. Dengan program ini, kami ingin menguatkan basis pangan lokal agar masyarakat lebih tahan terhadap perubahan,” ungkapnya.

Melalui Program FEAST (Flores Empowerment for Agricultural Sustainability and Transformation), DBS Foundation mendukung 28.000 petani kecil, 50% di antaranya perempuan, untuk mempelajari sistem pertanian adaptif berbasis teknologi. Dari sensor tanah hingga diary nutrisi keluarga, pendekatan berbasis data ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup petani secara holistik.

Teknologi dan pendidikan

Tak hanya fokus pada ketahanan pangan, kolaborasi dengan Dicoding menghadirkan Program Coding Camp. Selama dua tahun, 130.000 siswa SMK, mahasiswa, dan penyandang disabilitas akan mendapatkan pelatihan coding gratis yang membuka peluang kerja baru. “Program ini meaningful dan impactful,” ujar Mutiara Arumsari, Director of Government Affairs Dicoding Indonesia.

Sementara itu, Program SHE CAN menargetkan 80.000 perempuan marjinal di Kalimantan Barat. Dengan pendampingan selama tiga tahun, perempuan di kawasan ini akan diberdayakan melalui pelatihan kepemimpinan, literasi keuangan, dan kewirausahaan. Langkah ini menjadi upaya nyata mengurangi ketimpangan yang selama ini menghambat kemajuan Indonesia Timur.

Ketimpangan sosial di Indonesia menjadi tantangan utama program ini. Berdasarkan data Kementerian Sosial tahun 2022, Indeks Inklusivitas Indonesia berada di peringkat 125 dunia, jauh di bawah negara-negara ASEAN seperti Filipina dan Vietnam. Di NTT, tingkat kerawanan pangan mencapai 14,68%, lebih dari tiga kali lipat rata-rata nasional (4,5%).

Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong menegaskan, “Kami berkomitmen menciptakan dampak yang bermakna bagi komunitas tempat kami berada. Ini adalah wujud nyata pilar keberlanjutan Bank DBS, Impact Beyond Banking.”

Transformasi berkelanjutan

Sejak didirikan pada 2014, DBS Foundation telah menjadi penggerak utama dalam pemberdayaan wirausaha sosial. Tahun lalu, empat social enterprises (SE) di Indonesia, termasuk Plana dan Magalarva, menerima hibah senilai Rp8,2 miliar untuk mengatasi masalah lingkungan dan sosial seperti polusi udara dan limbah plastik. Dengan target pendanaan SGD 1 miliar selama 10 tahun ke depan, DBS Foundation terus menunjukkan keberpihakan pada solusi berkelanjutan.

Melalui langkah ini, masyarakat rentan di Kalimantan Barat dan NTT kini memiliki harapan baru. Dengan kombinasi pendidikan, teknologi, dan akses keuangan, Bank DBS Indonesia menciptakan landasan untuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. ■

Comments are closed.