Tiru Singapura, Bank of England siapkan “concierge service” untuk tarik investasi asing

- 21 Januari 2025 - 11:37

Bank of England (BoE) tengah mempertimbangkan program “concierge service” untuk mempermudah perusahaan asing berbisnis di Inggris. Langkah ini adalah bagian dari inisiatif pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi regulasi dan menciptakan iklim investasi yang lebih menarik. Program ini terinspirasi dari skema serupa di Singapura yang telah sukses menarik investor global.


Poin Utama Berita:

  1. Bank of England mendukung pemerintah Inggris untuk meningkatkan investasi melalui kebijakan yang mempermudah bisnis asing, tanpa mengorbankan stabilitas finansial.
  2. Regulasi seperti Basel III dan batasan bonus bankir akan dipertimbangkan untuk disesuaikan guna meningkatkan fleksibilitas sistem keuangan.
  3. Inisiatif ini diharapkan menarik lebih banyak kemitraan bank-fintech, serta memperkuat posisi Inggris sebagai pusat keuangan global.

Dalam langkah inovatif, Bank of England (BoE) berencana meluncurkan program “concierge service” yang dirancang untuk membantu perusahaan asing mendirikan bisnis di Inggris. Program ini diharapkan menjadi langkah strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui arus masuk investasi asing, terutama di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Konsep ini, yang telah berhasil diterapkan di Singapura, disampaikan oleh Sam Woods, kepala Prudential Regulation Authority (PRA), dalam surat resmi kepada Perdana Menteri Keir Starmer. “Kami mendukung penuh fokus pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan melalui pengambilan risiko yang bertanggung jawab,” ujar Woods dalam suratnya. Namun, ia menegaskan bahwa stabilitas finansial tetap menjadi prioritas utama untuk menciptakan iklim ekonomi yang dapat diandalkan oleh rumah tangga dan bisnis.

Ramah Investasi

Sebagai bagian dari upaya ini, PRA telah mengusulkan serangkaian perubahan regulasi, termasuk menunda penerapan Basel III, menyederhanakan aturan modal bagi perusahaan asuransi, dan menghapus batasan bonus bankir. Selain itu, diskusi juga mencakup pelonggaran aturan pinjaman hipotek dan pemeriksaan anti pencucian uang (AML).

Langkah ini menunjukkan keberanian pemerintah untuk mengambil pendekatan baru dalam mengelola perekonomian. Perdana Menteri Starmer bahkan berkomitmen untuk “menghapus birokrasi” yang dianggap menghambat pertumbuhan.

Kolaborasi Bank-Fintech

Kebijakan ini juga membuka peluang kolaborasi antara bank dan perusahaan fintech, yang menjadi topik utama dalam diskusi regulasi finansial global. Di Amerika Serikat, pengawasan terhadap kemitraan ini terus menjadi sorotan, terutama setelah kebangkrutan Synapse yang membuat ribuan pelanggan tidak dapat mengakses dana mereka.

Namun, Sam Woods optimistis bahwa relaksasi aturan tidak akan menyebabkan “perlombaan ke bawah” dalam standar regulasi. Hal ini disampaikan saat ia bersaksi di hadapan House of Lords awal bulan ini.

Selain menarik investasi, langkah ini juga diharapkan meningkatkan daya saing Inggris sebagai pusat keuangan global. Dengan memberikan insentif yang menarik, seperti yang dilakukan Singapura, Inggris berpeluang besar mengamankan posisi strategis dalam lanskap ekonomi internasional. ■

Comments are closed.