Transaksi digital melonjak: QRIS dan BI-Fast jadi penggerak ekonomi digital 2024

- 16 Januari 2025 - 20:35

Bank Indonesia melaporkan lompatan besar dalam transaksi digital selama tahun 2024. Didukung inovasi pembayaran seperti QRIS dan BI-Fast, volume transaksi melonjak tajam, mencerminkan adopsi teknologi digital yang semakin meluas di masyarakat. Infrastruktur yang kokoh dan kolaborasi antarpelaku sistem pembayaran menjadi kunci kesuksesan ini. Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi digital pada 2025 semakin kuat dengan proyeksi peningkatan signifikan di semua sektor pembayaran.


● Pertumbuhan Signifikan Transaksi Digital: Transaksi QRIS melonjak 175,2% yoy, sementara BI-Fast mencatat pertumbuhan volume transaksi hingga 62,4% yoy.
● Infrastruktur yang Andal: Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) memastikan stabilitas dan keandalan transaksi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil.
● Optimisme Tahun 2025: BI memproyeksikan pertumbuhan transaksi digital sebesar 52,3% dengan adopsi teknologi yang semakin meluas di masyarakat.

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan luar biasa pada transaksi digital di tahun 2024, dipicu oleh penggunaan QRIS dan BI-Fast. Dengan total 34,5 miliar transaksi dan pertumbuhan tahunan 36,1%, era ekonomi digital di Indonesia terus menguat, didukung infrastruktur yang andal dan strategi yang matang.

Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia pada 2024 mencapai tonggak penting, didukung oleh kemajuan teknologi pembayaran. Bank Indonesia (BI) mencatat 34,5 miliar transaksi digital, meningkat 36,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini tidak hanya mencerminkan lonjakan aktivitas digital, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran yang aman dan andal.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut bahwa adopsi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi katalis utama, dengan pertumbuhan 175,2% secara tahunan. Sementara itu, BI-Fast, sebagai infrastruktur pembayaran ritel, mencatat pertumbuhan volume hingga 62,4%, mencapai 3,4 miliar transaksi senilai Rp8,9 triliun.

“Kami optimistis tren ini akan terus berlanjut, terutama pada 2025 dengan proyeksi pertumbuhan pembayaran digital sebesar 52,3%,” ujar Perry dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur, Rabu (15/1).

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran infrastruktur yang solid. Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) memastikan transaksi berjalan lancar, bahkan di daerah 3T (terdepan, terluar, terpencil). Selain itu, ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas layak edar juga terus dijaga.

BI-Fast juga menunjukkan performa impresif dalam memfasilitasi transaksi ritel dengan cepat dan efisien. Sejak diluncurkan, layanan ini menjadi favorit masyarakat karena kemudahan akses dan biaya yang terjangkau. Bahkan, transaksi nilai besar melalui BI-RTGS (Real-Time Gross Settlement) tumbuh 17,6% yoy, mencapai Rp126,3 ribu triliun.

Tantangan dan peluang di 2025

Meski pertumbuhan transaksi digital terlihat menjanjikan, tantangan masih mengintai. Edukasi dan literasi digital masyarakat perlu terus ditingkatkan agar inklusi keuangan dapat menyentuh semua kalangan. Di sisi lain, inovasi teknologi seperti QRIS NFC yang akan diterapkan pada KRL dan MRT tahun ini membuka peluang baru untuk memperluas ekosistem ekonomi digital di sektor transportasi.

“Bank Indonesia terus menjaga ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) agar semakin inklusif dan berdaya saing. Kolaborasi antar-pelaku industri menjadi kunci,” tandas Perry.

Memasuki tahun 2025, Bank Indonesia optimistis bahwa ekonomi digital akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan target pertumbuhan 52,3%, peran QRIS, BI-Fast, dan layanan pembayaran lainnya diharapkan semakin besar dalam menciptakan transaksi yang efisien dan terjangkau. ■

Comments are closed.