Dengan tantangan global yang semakin kompleks, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) membuktikan perannya sebagai salah satu institusi keuangan utama yang mendorong pembangunan ekonomi, khususnya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). Hingga akhir 2024, BNI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp900 miliar kepada lebih dari 48 ribu debitur di berbagai negara penempatan seperti Taiwan, Jepang, Hong Kong, dan Singapura.
Sepanjang tahun lalu, BNI menyalurkan KUR PMI senilai Rp25 miliar kepada lebih dari 900 debitur baru. Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menegaskan bahwa angka ini adalah wujud nyata dari kehadiran BNI sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam memberikan akses pembiayaan yang inklusif dan mudah bagi PMI.
“PMI di Taiwan menjadi kontributor terbesar penyaluran KUR, disusul oleh Jepang, Hong Kong, dan Singapura,” ujar Royke pekan ini.
Royke menekankan pentingnya dukungan regulasi dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KPPMI) untuk menjadikan KUR sebagai pilihan utama pembiayaan pra-penempatan.
“Sinergi antara kebijakan, sistem, dan pelaksanaan yang tepat sangat penting agar pembiayaan kepada PMI dapat berjalan lancar. Salah satu isu yang perlu diatasi adalah penegasan kebijakan zero cost di negara-negara penempatan PMI,” tambahnya.
Kebijakan zero cost menjadi isu penting dalam memberikan perlindungan terhadap PMI agar mereka tidak terbebani biaya tambahan saat bekerja di luar negeri. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan PMI, yang pada 2024 mencapai hampir 4 juta orang, berdasarkan data resmi dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Selain memberikan akses pembiayaan, BNI juga aktif memberdayakan PMI melalui program edukasi keuangan dan pelatihan. Pada Februari 2024, BNI menggelar pelatihan keuangan di Hong Kong, sementara pada Juli 2024, BNI memberikan beasiswa bagi PMI untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka.
Tidak berhenti di situ, BNI juga menggelar program business matching untuk menghubungkan pelaku UMKM dengan diaspora di luar negeri. “Kami bekerja sama dengan KBRI dan KJRI untuk memperluas peluang bisnis UMKM Indonesia ke pasar internasional,” ungkap Royke. Produk-produk UKM yang terpilih dipastikan memiliki kualitas terbaik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan global.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi BNI untuk memperkuat peran diaspora sebagai jembatan ekonomi yang mampu memperluas cakupan bisnis Indonesia di pasar dunia.
Komitmen berkelanjutan BNI
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, BNI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui berbagai inisiatif strategis. Jaringan internasional yang luas menjadi keunggulan BNI, dengan koneksi lebih dari 900 hubungan koresponden di 70 negara.
Keberadaan BNI di luar negeri memungkinkan perusahaan untuk menjalin hubungan langsung dengan pemangku kepentingan global, termasuk organisasi multilateral dan lembaga pembiayaan ekspor. “Kami berusaha memastikan setiap langkah yang kami ambil berorientasi pada pertumbuhan yang berkelanjutan, baik untuk PMI maupun ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” pungkas Royke. ■