Ekonomi digital Indonesia sedang memasuki era baru, dan Amar Bank menjadi pelopor dengan menghadirkan inovasi Embedded Banking. Diluncurkan di Jakarta pada 5 Desember 2024, solusi ini menawarkan integrasi layanan perbankan secara langsung ke dalam ekosistem platform digital, memberikan kemudahan bagi pengguna sekaligus mendorong efisiensi operasional dan pertumbuhan bisnis.
Dengan proyeksi mencapai nilai $200 miliar pada tahun 2030, ekonomi digital Indonesia terus berkembang pesat. Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi, seperti sistem keuangan yang terfragmentasi dan inefisiensi operasional.
Embedded Banking dari Amar Bank hadir sebagai solusi yang memungkinkan platform digital menawarkan layanan pembayaran, pinjaman, hingga pengelolaan tabungan langsung di dalam aplikasi mereka. Ini menghilangkan kebutuhan pengguna untuk berpindah-pindah aplikasi atau institusi, menciptakan pengalaman yang lebih seamless dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
“Amar Bank berkomitmen mendukung transformasi digital Indonesia serta membuka jalan bagi masa depan yang lebih inklusif dan inovatif,” ujar Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank, Jumat (6/12).
“Inovasi Embedded Banking memperkuat ekosistem perbankan digital kami dengan memberikan akses lebih mudah kepada berbagai segmen pasar,” tambahnya.
Teknologi Plug-and-Play yang Revolusioner
Salah satu keunggulan Embedded Banking adalah arsitektur plug-and-play yang memungkinkan integrasi cepat dan efisien tanpa investasi besar dalam infrastruktur. Teknologi ini dirancang untuk memudahkan berbagai sektor, seperti e-commerce, logistik, ritel, dan kesehatan, dalam menyediakan layanan perbankan yang praktis dan terintegrasi.
Kevin Kane, Chief Technology Officer Amar Bank, menjelaskan, “Dengan Software Development Kit (SDK) yang kami sediakan, mitra bisnis dari berbagai sektor dapat mengintegrasikan layanan perbankan secara cepat dan efisien, sehingga mereka bisa fokus meningkatkan pengalaman pengguna dan pertumbuhan bisnis mereka.”
Inovasi ini diluncurkan pada waktu yang tepat, mengingat meskipun ekonomi digital Indonesia terus berkembang, kondisi makroekonomi menghadirkan tantangan baru. Tingkat pengangguran yang meningkat dan melambatnya investasi di sektor digital membuat solusi yang hemat biaya dan scalable, seperti Embedded Banking, menjadi semakin relevan.
Meningkatkan Inklusi Keuangan dan Pertumbuhan Digital
Embedded Banking bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan alat untuk meningkatkan inklusi keuangan. Dengan mengintegrasikan layanan perbankan ke dalam platform digital, Amar Bank membantu bisnis menjangkau pasar yang belum terlayani, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi digital Indonesia.
“Dengan mengurangi hambatan lintas sektor dan memberikan efisiensi biaya yang nyata, Embedded Banking tidak hanya mendorong transaksi digital tetapi juga membuka peluang pendapatan baru. Ini akan berkontribusi pada stabilitas ekonomi jangka menengah dan panjang,” kata Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies (CELIOS).
Integrasi layanan perbankan ini juga dapat meningkatkan kenyamanan pengguna, mendorong peningkatan frekuensi transaksi, serta meningkatkan retensi pengguna. Hal ini menjadikannya alat yang vital bagi bisnis yang ingin tetap kompetitif di tengah dinamika ekonomi digital yang terus berkembang.
Langkah Menuju Masa Depan Digital Indonesia
Seiring dengan langkah Indonesia menuju masa depan digital, inovasi seperti Embedded Banking dari Amar Bank akan menjadi fondasi penting bagi lanskap ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Solusi ini tidak hanya menjawab tantangan saat ini, tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan yang lebih besar di masa depan.
Embedded Banking menjadi pengingat bahwa teknologi dan keuangan tidak hanya soal efisiensi, tetapi juga soal pemberdayaan. Di dunia yang semakin bergantung pada solusi digital, Indonesia siap menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara. ■