DBS Singapura rekrut private bankers untuk layani orang kaya Rusia di tengah sanksi global

- 5 Desember 2024 - 20:35

DBS Group Holdings Ltd, bank terbesar di Singapura, memperkuat tim manajemen kekayaannya untuk melayani klien kaya asal Rusia. Langkah ini dilakukan di tengah semakin banyaknya bank global yang menghindari bisnis tersebut akibat risiko sanksi yang semakin meluas.

Dalam beberapa bulan terakhir, DBS telah merekrut dua bankir baru, sehingga jumlah bankir pribadi yang fasih berbahasa Rusia di Singapura menjadi sembilan orang, menurut catatan publik. Salah satu rekrutan bergabung pada Juni dari Union Bancaire Privée SA, sementara lainnya, sebelumnya dari Credit Suisse, mulai bekerja pada September.

DBS telah menjadi tujuan utama bagi orang kaya Rusia di Asia, terutama setelah merekrut sejumlah bankir pribadi dari bank pesaing seperti Credit Suisse dan Julius Baer Group Ltd dalam dua tahun terakhir. Saham DBS pun terus naik, mencatatkan rekor tertinggi pada Selasa, melampaui kinerja rivalnya.

Meski aset kekayaan asal Rusia hanya mencakup sebagian kecil dari total S$401 miliar (US$298 miliar) yang dikelola DBS untuk klien perbankan ritel dan pribadi, pertumbuhannya jauh melampaui bank lain yang cenderung memangkas operasi. Beberapa institusi seperti UBS Group AG dan HSBC Holdings PLC bahkan membatasi atau memutus hubungan dengan klien Rusia karena khawatir akan sanksi berat dari AS dan Eropa.

Pemerintah Singapura sendiri telah memberlakukan sanksi terbatas pada bank Rusia, perdagangan kripto, dan ekspor setelah invasi Rusia ke Ukraina pada awal 2022. Namun, kegiatan perbankan dan manajemen kekayaan untuk pihak-pihak yang tidak terkena sanksi tetap berjalan.

“Seperti bank bertanggung jawab lainnya, kami menyambut klien yang menghargai produk dan layanan kami, dan kami berterima kasih atas kepercayaan mereka. Namun, kami tidak akan melayani siapa pun yang melanggar aturan kami, termasuk penyaringan sanksi dan pengawasan pencucian uang,” ujar juru bicara DBS dalam pernyataan resmi.

Meski demikian, DBS menegaskan bahwa mereka tidak memiliki tim khusus untuk klien Rusia maupun fokus spesifik pada klien asal Rusia saja.

Keuntungan DBS dan Fokus pada Asia

Saham DBS naik hingga 2,5% pada Selasa, pencapaian tertinggi dalam sebulan terakhir. Kenaikan ini melampaui bank pesaing seperti OCBC dan UOB serta indeks saham utama Singapura. Saham DBS telah naik 43% sepanjang tahun ini, dengan kapitalisasi pasar mendekati S$124 miliar.

Menurut Michael Makdad, analis di Morningstar Inc, layanan manajemen kekayaan DBS menunjukkan potensi pertumbuhan yang multi-regional, tidak hanya bergantung pada China. Dengan rencana menggandakan pendapatan dari biaya manajemen kekayaan pada 2027, DBS melihat peluang besar dari pergeseran aset orang kaya dunia ke Asia.

Untuk klien Rusia, DBS menetapkan syarat minimum aset sebesar US$20 juta, lima kali lebih tinggi dibanding klien biasa. Layanan yang ditawarkan meliputi kartu kredit, asuransi, hingga produk investasi. Namun, semua klien harus melalui penilaian risiko yang mencakup kepatuhan sanksi dan verifikasi sumber kekayaan.

Sementara itu, banyak bank lain menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kepatuhan di berbagai yurisdiksi. OCBC, bank terbesar kedua di Singapura, bahkan menghentikan semua transaksi yang melibatkan Rusia sejak 1 November karena kesulitan operasional dalam memenuhi persyaratan regulasi.

Risiko Sanksi yang Kian Luas

Perang Rusia di Ukraina yang terus memanas meningkatkan risiko sanksi tambahan. Pada Juni, AS memperluas sanksi terhadap Rusia dengan menargetkan proyek gas alam dan bursa saham, serta meningkatkan risiko hukuman sekunder untuk bank lokal yang bertransaksi dengan Rusia. Pada November, AS memberlakukan pembatasan terhadap lebih dari 50 bank Rusia, termasuk Gazprombank, yang sebelumnya digunakan oleh negara-negara Eropa untuk membayar pasokan gas alam Rusia.

Otoritas Moneter Singapura (MAS) menyatakan bahwa semua bank di Singapura diwajibkan melakukan pemeriksaan ketat dan mematuhi langkah-langkah keuangan terkait Rusia. “Tidak ada larangan berurusan dengan warga Rusia kecuali mereka dikenai sanksi secara individu,” ungkap DBS. ■

Foto: The Straits Times


Comments are closed.