Bank Indonesia optimistis target pertumbuhan kredit 10%-12% di 2024 akan tercapai

- 20 November 2024 - 19:21

Indonesia mencatat lonjakan signifikan dalam pertumbuhan kredit perbankan pada Oktober 2024, mencapai 10,92% secara tahunan (year-on-year). Angka ini tak hanya melampaui capaian September 2024 sebesar 10,4%, tetapi juga menegaskan tren positif sektor keuangan di tengah pemulihan ekonomi global yang penuh tantangan.

Dengan sokongan kebijakan dan insentif dari Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit ini menjadi katalis penting bagi sektor-sektor strategis seperti hilirisasi minerba, pangan, dan UMKM, sekaligus mencerminkan optimisme pelaku usaha menghadapi tahun depan.

“Pertumbuhan kredit pada Oktober 2024 tetap kuat, mencapai 10,92% (yoy),” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (20/11).

Dari sisi penawaran, BI memainkan peran kunci dengan menyalurkan insentif Kredit Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar Rp 259 triliun hingga Oktober 2024. Insentif ini diberikan kepada bank BUMN (Rp 120,9 triliun), bank BUSN (Rp 110,9 triliun), BPD (Rp 24,7 triliun), dan KCBA (Rp 2,6 triliun), yang fokus mendukung sektor-sektor prioritas seperti pariwisata, otomotif, perdagangan, hingga energi.

“Insentif ini bertujuan menjaga stabilitas penyaluran kredit, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Perry.

Dana pihak ketiga (DPK) yang terus tumbuh serta realokasi likuiditas perbankan ke kredit menjadi pendorong utama lainnya. Kuatnya minat penyaluran kredit mencerminkan optimisme bank dalam mendukung aktivitas ekonomi.

Dari sisi permintaan, kinerja usaha korporasi yang stabil dan proyeksi ekonomi yang tetap solid menjadi landasan kokoh. Kredit modal kerja tumbuh 9,25% (yoy), kredit investasi melonjak hingga 13,63% (yoy), sementara kredit konsumsi meningkat 11,01% (yoy). Pembiayaan syariah juga menunjukkan progres yang menjanjikan dengan pertumbuhan 11,93% (yoy), sedangkan kredit UMKM—meskipun tumbuh moderat di 4,76% (yoy)—tetap menjadi fokus prioritas.

Sektor jasa dunia usaha, perdagangan, dan industri tercatat sebagai penerima manfaat utama dari ekspansi kredit ini. “Mayoritas sektor ekonomi mengalami pertumbuhan kredit yang kuat, mencerminkan kepercayaan pelaku usaha terhadap stabilitas ekonomi nasional,” tambah Perry.

Optimisme menuju 2025

BI memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2024 akan berada di kisaran 10%-12% dan terus meningkat pada 2025. Di tengah perlambatan ekonomi global, capaian ini menjadi bukti nyata ketahanan dan daya saing ekonomi Indonesia.

Dengan dorongan dari kebijakan proaktif dan alokasi dana yang tepat sasaran, Indonesia tampaknya berada di jalur yang benar untuk memperkuat momentum pemulihan ekonominya. ■

Comments are closed.