Kementerian BUMN mengumumkan rencana ambisius untuk membentuk bullion bank atau bank emas di Indonesia. Beberapa perusahaan yang diproyeksikan menjadi pelopor dalam inisiatif ini antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Pegadaian (Persero). Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan bahwa pembentukan bullion bank ini akan menjadi langkah strategis untuk memperkuat ekosistem emas dalam negeri, sekaligus mendorong kepemilikan emas di kalangan masyarakat.
Menurut Erick Thohir, inisiatif ini muncul dari pembahasan pemerintah tentang pentingnya memiliki bullion bank di Indonesia. Ia menilai ekosistem emas dalam negeri sudah terbangun dengan baik dan siap untuk dikembangkan lebih lanjut melalui bullion bank.
“Ekosistem emas dulu belum tersambung. Saat ini sudah terbukti bahwa ‘barang’ ini ada, supaya ekosistemnya lebih besar,” ujar Erick Thohir saat acara penandatanganan jual beli emas batangan antara PT Freeport Indonesia dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (7/11).
Indonesia saat ini berada di peringkat keenam dunia dalam hal ketersediaan cadangan emas, namun hanya berada di posisi ke-43 untuk cadangan emas batangan dengan jumlah 78,5 ton. Dengan adanya bullion bank, pemerintah berharap bisa menggali lebih banyak potensi ekonomi melalui peningkatan kepemilikan emas oleh masyarakat.
Erick Thohir menegaskan bahwa pembentukan bullion bank akan dipercepat di bawah pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto, dan akan melibatkan kolaborasi antara MIND ID, BRI, Bank Syariah Indonesia, dan Pegadaian.
Dalam rangka mendukung inisiatif bullion bank, PT Aneka Tambang Tbk atau Antam telah resmi membeli 30 ton emas dari pabrik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Nilai transaksi tersebut mencapai US$12,5 miliar atau sekitar Rp195,7 triliun. Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menyatakan bahwa pembelian ini tidak hanya memperkuat hilirisasi tambang, tetapi juga menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor bahan baku logam mulia. “Dari bahan baku hingga menjadi produk jadi berbentuk setengah gram hingga satu kilogram, semuanya bisa dinikmati oleh rakyat Indonesia,” kata Hendi.
Kolaborasi antara Freeport dan Antam diharapkan bisa membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menambahkan bahwa emas yang diproduksi oleh Freeport akan diserap oleh Antam sebagai bahan baku kebutuhan industri. “Hilirisasi dalam negeri akan memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan, berkontribusi sekitar 2% atau lebih dari Rp1.000 triliun selama lima tahun terakhir,” ujar Yuliot.
Dengan pembentukan bullion bank dan langkah strategis dari pemerintah ini, Indonesia diharapkan tidak hanya menguatkan kedaulatan di sektor logam mulia, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui investasi yang aman dan berkelanjutan. ■