BIK 2024 kembali mencatatkan pencapaian luar biasa dengan berhasil membuka akses bagi lebih dari 9,5 juta layanan keuangan di Indonesia. Angka ini bukan hanya mencerminkan peningkatan hampir 20% dari tahun lalu, tetapi juga jauh melampaui target awal yang dipasang oleh OJK. Berbagai sektor keuangan, mulai dari perbankan hingga fintech, turut berkontribusi dalam pencapaian ini, mencerminkan pertumbuhan literasi dan inklusi keuangan yang semakin kuat.
Dalam Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang berlangsung sepanjang Oktober 2024, lebih dari 9,5 juta akses layanan keuangan berhasil tercapai, meningkat 19,82% dibandingkan BIK 2023. Capaian ini bahkan melebihi target kenaikan 10% yang ditetapkan pada awal BIK di Balikpapan, 5 Oktober lalu.
“Capaian ini juga melebihi kenaikan 10% yang kami targetkan pada saat Kick off BIK 5 Oktober lalu di Balikpapan,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, pada Kamis (7/11).
Di BIK 2024, berbagai industri jasa keuangan aktif membuka akses layanan bagi masyarakat. Berikut rincian akses yang berhasil dibuka di berbagai sektor:
- Perbankan: 3.547.861 rekening baru
- Pasar Modal: 156.537 rekening efek baru
- Asuransi: 745.218 polis baru
- Pembiayaan: 764.201 debitur baru
- Pergadaian: 3.438.854 rekening baru
- Fintech: 856.857 akun baru
Secara total, sebanyak 6.137 kegiatan inklusi keuangan dilaksanakan, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, dengan total peserta yang mencapai 6.478.027 orang, meningkat signifikan dari tahun lalu. Dari jumlah tersebut, OJK bekerja sama dengan stakeholders terkait melaksanakan 661 kegiatan di daerah.
Dengan tema “Akses Keuangan Inklusif, Wujudkan Masyarakat Produktif,” BIK 2024 berlangsung secara besar-besaran di seluruh Indonesia, melibatkan berbagai pelaku usaha jasa keuangan baik di sektor konvensional maupun syariah. Kegiatan edukasi seperti seminar/webinar, program goes to school/campus, hingga klinik konsultasi keuangan juga sukses digelar.
Tak hanya itu, upaya pembukaan rekening dan penyaluran kredit bagi masyarakat hingga usaha mikro dan kecil turut dioptimalkan. Program seperti product/business matching menjadi salah satu cara BIK 2024 menjembatani kebutuhan keuangan masyarakat.
Friderica menyampaikan, keberhasilan BIK tahun ini tak lepas dari sinergi antara OJK, PUJK, asosiasi, kementerian, dan lembaga. “Sinergi dan kolaborasi diharapkan dapat terus dilakukan dalam rangka pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90% di 2024 dan pada akhirnya tercapai tingkat inklusi keuangan sebesar 98% pada periode Indonesia Emas 2045,” ujar Friderica.
Sejak diluncurkan pada 2016, BIK menjadi bagian dari Program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) yang dicanangkan pada Agustus 2024. Di bawah Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI), program ini terus mengakselerasi literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air. ■