Regulator federal AS pada hari Rabu (23/10) memerintahkan Goldman Sachs dan Apple untuk membayar denda sekitar US$90 juta terkait pengelolaan bisnis kartu kredit mereka yang mempengaruhi ratusan ribu pengguna Apple Card.
Bank investasi tersebut diperintahkan oleh Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) untuk membayar denda sebesar US$45 juta, sementara Apple dikenakan denda sebesar US$25 juta. Selain itu, Goldman juga diwajibkan membayar setidaknya US$19,8 juta sebagai pengembalian dana kepada pelanggan.
Regulator juga melarang Goldman menawarkan kartu kredit baru selain Apple Card, kecuali mereka memberikan “rencana yang kredibel” yang menunjukkan kepatuhan terhadap hukum.
Penyelidikan CFPB yang berlangsung selama bertahun-tahun meneliti berbagai isu, termasuk operasi layanan pelanggan Goldman, khususnya cara bank tersebut menangani penipuan dan pengembalian dana dalam kemitraan kartu kreditnya dengan Apple. Hasil investigasi menemukan bahwa perilaku kedua perusahaan tersebut menyebabkan pelanggan memiliki laporan kredit yang salah dan sengketa tagihan yang tidak terselesaikan.
“Apple dan Goldman gagal menangani sengketa pelanggan dengan benar,” kata Rohit Chopra, Direktur CFPB, dalam press conference Rabu (23/10) seperti dikutip New York Times. Bahkan ketika Goldman diberitahu tentang sengketa tersebut, Chopra menambahkan, bank tersebut sering kali gagal memenuhi persyaratan federal untuk menyelidiki dan menyelesaikannya tepat waktu.
Badan tersebut juga mengatakan bahwa Goldman dan Apple menyesatkan konsumen tentang opsi pembayaran tanpa bunga untuk perangkat Apple, di mana pelanggan dikenakan bunga yang cukup besar meskipun mereka percaya akan mendapatkan pembiayaan bebas bunga saat membeli produk Apple dengan Apple Card mereka.
“Pelaksanaannya berantakan,” kata Chopra, merujuk pada peluncuran kemitraan kartu kredit tersebut pada tahun 2019.
“Sistem kunci yang terkait dengan Apple Card belum siap,” tambahnya. “Dewan direksi Goldman Sachs bahkan telah diberitahu tentang masalah tersebut, namun mereka memutuskan untuk tetap melanjutkan bisnis ini.”
Nick Carcaterra, juru bicara Goldman, mengatakan bahwa Apple Card, yang diterbitkan oleh Goldman, adalah “salah satu kartu kredit paling ramah konsumen yang pernah ditawarkan.”
“Kami bekerja keras untuk mengatasi tantangan teknologi dan operasional tertentu yang kami hadapi setelah peluncuran, dan telah menyelesaikannya dengan pelanggan yang terdampak,” kata Carcaterra dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa bank tersebut “senang telah mencapai penyelesaian dengan CFPB.”
Seorang juru bicara Apple mengatakan bahwa raksasa teknologi tersebut bekerja sama dengan Goldman untuk segera menangani “masalah yang tidak disengaja” ketika masalah tersebut muncul beberapa tahun lalu, dan membantu pelanggan yang terdampak. Apple tidak setuju dengan karakterisasi CFPB tentang tindakannya, tetapi telah mencapai kesepakatan dengan badan tersebut, ujar juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan.
Denda US$45 juta terhadap Goldman sangat kecil dibandingkan dengan laba sebesar US$3 miliar yang dilaporkan bank tersebut pekan lalu dalam laporan pendapatan kuartal ketiga. Goldman meraih pendapatan hampir US$13 miliar pada kuartal terakhir, lebih dari US$1 miliar dari proyeksi analis.
Namun, dalam laporan pendapatannya, Goldman menekankan tantangan berkelanjutan dalam ambisi perbankan konsumen mereka, dari mana bank tersebut berjuang untuk mundur. Bank tersebut menyisihkan US$397 juta untuk kerugian kredit pada kuartal terakhir, meningkat tajam dibandingkan kuartal sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu.
Pekan lalu, Goldman mengalami kerugian sebesar US$415 juta yang sebagian besar disebabkan oleh penjualan kartu kredit bermerek General Motors kepada Barclays—dan meskipun belum keluar dari kartu bermerek Apple, bank tersebut menyatakan niatnya untuk melakukannya, yang dapat mengakibatkan kerugian lebih lanjut.
Pada tahun 2022, Goldman mengungkapkan bahwa badan federal sedang menyelidiki cara bank mengembalikan dana kepada pemegang kartu, menyelesaikan sengketa tagihan, dan melaporkan informasi konsumen ke biro kredit. Badan pemerintah lainnya sejak itu ikut menyelidiki bisnis kartu kredit bank tersebut, kata Goldman tahun lalu.
Beberapa eksekutif Goldman secara pribadi menyalahkan Apple atas pengawasan regulasi terhadap bisnis kartu kredit bank tersebut, menurut The Wall Street Journal. Pemegang kartu Apple menerima tagihan mereka di awal setiap bulan, bukan secara bergulir, sehingga staf layanan pelanggan Goldman dibanjiri dengan permintaan, menurut The Journal. ■