PT Bank Raya Indonesia Tbk terus memperkuat bisnis digitalnya, dimana selama semester I-2024 bank digital milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) ini menyalurkan pinjaman digital sebesar Rp8,1 triliun atau tumbuh 60,3% (yoy).
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia dalam keterangannya menyatakan, dalam kuartal kedua tahun 2024, Bank Raya terus membuktikan pertumbuhan kinerja yang positif.
“Kami terus berfokus untuk menjadi bank digital yang mampu memenuhi kebutuhan para nasabah melalui keunggulan produk kami untuk menghadirkan produk bank digital yang shorter, faster, smaller. Untuk itu, kami terus melakukan eksplorasi ke sektor-sektor ekonomi dan segmen bisnis yang memiliki prospek yang menjanjikan untuk menumbuhkan bisnis digital kami,” katanya, Rabu (31/7).
Dalam enam bulan pertama di tahun ini Bank Raya berhasil mencatatkan kinerja bisnis yang solid. Bank Raya berhasil membukukan laba bersih di kuartal II-2024 sebesar Rp20 miliar dengan kenaikan 115,9% secara tahunan (yaer on year/yoy).
Pertumbuhan laba ini mencerminkan prospek kinerja perusahaan ke depan akan terus membaik, yang ditopang oleh kinerja yang solid melalui ekspansi bisnis, perbaikan kualitas aset, serta transformasi model bisnis dengan peralihan portofolio kredit ke digital.
Sejalan dengan langkah bertransformasi ke bisnis digital Bank Raya berhasil mencatatkan pertumbuhan positif untuk total kredit pada kuartal II-2024 sebesar 12,1% (yoy) atau mencapai Rp6,8 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut turut menopang pertumbuhan total aset Bank Raya di kuartal II-2024 menjadi sebesar Rp13,1 triliun atau tumbuh 9,0% (yoy).
Pencapaian kinerja Bank Raya yang terus bertumbuh tercermin dari rasio profitabilitas dan efisiensi Bank Raya yang juga terus menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari perbaikan rasio NIM pada kuartal II-2024 menjadi 4,31% dari sebelumnya 3,53%, serta rasio Cost to Income Ratio (CIR) yang membaik menjadi 52,44% dari sebelumnya 82,95%.
“Bank Raya juga akan terus mendorong keunggulan Online to Offline (O2O) untuk semakin mempermudah akses nasabah melalui Community Branch kami yang tersebar di berbagai daerah yang akan dioptimalkan untuk eksplorasi potensi dalam pemberdayaan komunitas-komunitas guna mendorong pertumbuhan transaksi di Bank Raya,” kata Ida Bagus.
Salah satu penopang pertumbuhan bisnis digital Bank Raya adalah ekspansi Pinang Dana Talangan, salah satu produk pinjaman unggulan Bank Raya yang ditujukan untuk mendukung produktivitas Agen BRILink), yang pada semester I-2024 tercatat telah disalurkan sebanyak Rp7,2 triliun atau tumbuh 58,9 % (yoy) kepada kurang lebih 32 ribu agen BRILink dan Agen Pegadaian. Untuk posisi akhir kuartal II-2024 tercatat outstanding Pinang Dana Talangan mencapai Rp 490 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 177,4% (yoy).
Selain itu, juga tercatat pertumbuhan pada Pinang Flexi, yang merupakan pinjaman multiguna untuk karyawan tetap sebesar 89,7% (yoy) atau outstanding tercatat mencapai Rp 372 miliar. Adapun outstanding ragam produk kredit digital Bank Raya lainnya, seperti Pinang Maxima, Pinang Performa dan Pinang Connect yang ditujukan untuk mendukung kegiatan usaha nasabah Bank Raya tercatat mencapai Rp 570 miliar atau tumbuh 28,2 % (yoy).
Hal ini menunjukkan bahwa Bank Raya secara aktif menyalurkan kredit kepada masyarakat untuk mendukung kebutuhan finansial dan pertumbuhan usaha mereka. Pertumbuhan tersebut juga diimbangi dengan kualitas aset yang terjaga. Di kuartal II-2024, Bank Raya berhasil memperbaiki Rasio NPL gross menjadi 4,14% dan NPL Net sebesar 1,80% dari sebelumnya pada kuartal II-2023 rasio NPL gross tercatat sebesar 4,35% dan NPL Net sebesar 1,75 %.
Pertumbuhan kredit diikuti dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 8,7 triliun atau tumbuh 5,7% (yoy). Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 55,4% (yoy) menjadi Rp772 miliar, tabungan menjadi Rp1,5 Triliun atau tumbuh 5,1% (yoy) dan Deposito menjadi Rp6,3 Triliun atau tumbuh 1,9% (yoy).
Pertumbuhan dana murah terus digenjot terutama dari pertumbuhan Digital Saving yang tumbuh sebesar 22,3% (yoy). Pertumbuhan digital saving menunjukkan bahwa produk digital saving Bank Raya yang didukung dengan fitur yang mudah telah mampu menjawab kebutuhan para nasabah dalam bertransaksi perbankan digital sehari-hari. Pertumbuhan dana murah tersebut mendorong peningkatan rasio CASA Bank Raya pada kuartal II-2024 menjadi 26,8% dari sebelumnya pada 24% di kuartal II-2023.
Pertumbuhan dari sisi Kredit yang berhasil diimbangi dengan pertumbuhan dari sisi DPK membuat kondisi likuiditas Bank Raya tetap terjaga, tercatat Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Raya pada kuartal II-2024 sebesar 78,25% dari sebelumnya sebesar 73,77% pada kuartal II-2023.
Dari sisi permodalan, perseroan masih memiliki modal yang kuat terlihat dari CAR pada kuartal II-2024 sebesar 40,84%, yang mayoritas merupakan modal Tier 1 yang akan mendukung ekspansi pertumbuhan bisnis perseroan ke depan. ■