Citi Global Perspectives & Solutions (Citi GPS) melalui laporan terakhirnya bertajuk “AI in Finance: Bot, Bank & Beyond”, mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AII) akan mengubah masa depan keuangan dan uang. Selain itu, demikian Citi GPS, penggunaan teknologi AI berpotensi meningkatkan laba industri perbankan global hingga US$2 triliun pada tahun 2028, meningkat sebesar 9%.
AI dapat mendorong peningkatan produktivitas bagi bank dengan mengotomatiskan tugas-tugas rutin, menyederhanakan operasi, dan membebaskan karyawan untuk fokus pada aktivitas yang bernilai lebih tinggi.
Para pemimpin sektor keuangan sangat optimistis terhadap dampak AI terhadap keuntungan. Faktanya, 93% responden survei kepemilikan saham mengharapkan keuntungan bank yang lebih tinggi karena peningkatan produktivitas. Namun kehati-hatian diperlukan terkait jadwal implementasi, biaya sumber daya manusia, meningkatnya persaingan, meningkatnya ekspektasi klien, dan biaya yang terkait dengan peningkatan aktivitas yang dihasilkan oleh AI.
Peralihan ke dunia yang didukung bot juga menimbulkan pertanyaan seputar keamanan data, regulasi, kepatuhan, etika, dan persaingan. Karena model AI diketahui berhalusinasi dan menciptakan informasi yang tidak ada, organisasi menghadapi risiko chatbot AI menjadi sepenuhnya otonom dan berdampak negatif terhadap bisnis secara finansial atau reputasinya.
Klien yang didukung AI dapat meningkatkan persaingan harga di sektor keuangan. Keseimbangan kekuatan dapat berubah. AI dapat diadopsi lebih cepat oleh perusahaan berbasis cloud yang berbasis digital, seperti FinTech dan BigTech, dengan bank-bank lama yang gesit mengikutinya dengan cepat. Banyak perusahaan lama, yang terbebani oleh utang teknologi dan budaya, dapat tertinggal dalam adopsi AI, sehingga kehilangan pangsa pasar.
Semua teknologi mengalami siklus: sensasi, kekecewaan, lalu adopsi massal. Harapan terhadap AI telah tinggi sejak pertengahan 2023. Saat perusahaan keuangan bergulat dengan transisi, kesenjangan antara sensasi dan produksi massal saat ini masih lebar.
Di dunia keuangan dan dunia lainnya, sebagian besar dari kita kagum dengan potensi AI dalam mendorong perubahan yang disruptif. Citi menilai industri keuangan yang kaya data dan klien dapat mengadopsi AI dengan cepat dan menjadi yang terdepan dalam perubahan. Pekerjaan yang sudah lama ada telah dihilangkan dalam periode transformasi teknologi sebelumnya, untuk digantikan dengan yang baru.
“Banyak perusahaan juga telah lenyap. AI akan mengulang siklus ini, mungkin mempercepatnya,” demikian studi Citi GPS.
Strategi perusahaan kebanyakan melibatkan penambahan teknologi di atas produk yang sudah ada atau menggunakan teknologi terbaru untuk meningkatkan produktivitas. Sementara itu, perusahaan rintisan menggunakan teknologi baru untuk menciptakan disrupsi pada perusahaan lama. ■