PENYALURAN kredit perbankan selama kuartal I-2024 mencapai Rp7.245 triliun atau tumbuh 12,40% secara tahunan. Bank-bank plat merah masih menjadi motor utama penggerak alias mendominasi kucuran kredit perbankan.
Hal itu diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Senin (13/5).
“Dilihat dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, yakni tumbuh sebesar 13,72% secara tahunan,” paparnya.
Penyaluran kredit perbankan secara bulanan juga diketahui mengalami peningkatan senilai Rp150 triliun atau tumbuh 2,12%. Sedangkan berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 14,83% secara tahunan (yoy). Sementara itu, secara nominal yang terbesar adalah Kredit Modal Kerja yang mencapai sebesar Rp 3.273,27 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada Maret 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 1,90% secara bulanan (mtm) atau meningkat sebesar 7,44% yoy menjadi Rp8.601 triliun.
Adapun, giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 9,37% yoy. Likuiditas industri perbankan pada Maret 2024 dinilai memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 121,05% dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) senilai 27,18%.
Rasio tersebut jauh di atas ambang batas (threshold) sebesar 50% dan 10%. Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,77% dan NPL gross sebesar 2,25%.
Lebih lanjut Dian mengatakan, berdasarkan hasil stress test yang dilakukan OJK, kondisi volatilitas nilai tukar rupiah saat ini relatif tidak signifikan berpengaruh langsung terhadap permodalan bank, mengingat posisi devisa neto (PDN) perbankan Indonesia yang masih jauh di bawah threshold dan secara umum posisi PDN tercatat “long”.
Di tengah volatilitas pasar keuangan global, kinerja industri perbankan Indonesia per Maret 2024 tetap resilien dan stabil didukung oleh tingkat profitabilitas ROA sebesar 2,62% dan net interest margin (NIM) sebesar 4,59%.
“Permodalan (CAR) perbankan masih di level yang relatif tinggi, yaitu sebesar 26,00% menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global,” demikian Dian. ■